Nasional

Menjadi Guru Inovatif dengan Penguasaan Weblog

Sabtu, 12 Oktober 2019 | 03:30 WIB

Menjadi Guru Inovatif dengan Penguasaan Weblog

Ilustrasi (Freepik)

Sebagai seorang pendidik, guru sudah selayaknya memiliki penguasaan teknik pengajaran di kelas. Tenaga pendidik dituntut memiliki ragam keterampilan, ini menjadi penting agar kualitas peserta didik dapat terukur. Apalagi guru yang mengajar di madrasah atau sekolah swasta.

Untuk meningkatkan keterampilan guru di madrasah, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang, pada tahun 2018, Hasbi dan M Jhoni melakukan pendampingan pembuatan weblog, media pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran inovatif bagi guru madrasah.
 
Pendampingan yang sekaligus bagian dari penelitian berbasis pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA) Darul Muttaqien, Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Pada program yang didukung Diktis Pendis Kemenag ini, ada tujuh tahapan yang dilakukan para peneliti. Tujuh tahapan itu adalah persiapan kegiatan, sosialisasi kegiatan, workshop, penugasan, progress check, finishing produk, dan refleksi kegiatan. Sosialisasi dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan metode ceramah dan tanya jawab. Peserta yang hadir sebanyak 43 terdiri dari para guru.
 
Selanjutnya, pada workshop itu jumlah peserta yang hadir antara lain 37 peserta pembuatan weblog, 37 peserta pembuatan media pembelajaran, dan 37 peserta pembuatan RPP inovatif. Kegiatan workshop dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 17, 18, dan 19 September 2018. Materi workshop di antaranya praktek pembuatan media pembelajaran berbasis powerpoint, dan praktek penyusunan RPP Kurikulum 2013. 
 
"Dari pendampingan tersebut dapat diketahui bahwa sikap guru terhadap pembuatan RPP sebanyak delapan orang termasuk pada kategori sangat baik, 13 orang pada kategori baik, 13 orang pada kategori kurang baik, satu orang pada kategori tidak baik, dan dua orang pada kategori sangat tidak baik. Kesimpulannya bahwa sikap guru terhadap pembuatan RPP termasuk pada kategori baik," ungkap para peneliti dalam laporannya.

Selain itu, ditemukan bahwa sikap guru terhadap pembuatan media pembelajaran berbasis powerpoint sebanyak enam orang termasuk pada kategori sangat baik, 26 orang pada kategori baik, lima orang pada kategori kurang baik, tidak ada yang termasuk pada kategori tidak baik dan sangat tidak baik. Sehingga, dapat disimpulkan sikap guru terhadap pembuatan media pembelajaran berbasis powerpoint termasuk pada kategori baik.
 
Selanjutnya, sikap guru terhadap pembuatan weblog sebanyak 8 orang termasuk pada kategori sangat baik, sebelas orang pada kategori baik, sepuluh orang pada kategori kurang baik, tiga orang pada kategori tidak baik, dan lima orang pada kategori sangat tidak baik. Kesimpulannya bahwa sikap guru terhadap pembuatan weblog termasuk pada kategori baik. Nilai rata-rata sikap guru terhadap pembuatan weblog, media, dan RPP dapat dihitung dan dibandingkan.
 
Para peneiti menegaskan pendampingan di atas memiliki tujuan menyelaraskan peran tenaga pendidik berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 2 yang menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional.
 
Selanjutnya, pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Sedangkan pada pasal 1 disebutkan, guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
 
Pada uraian ini, pendidik profesional adalah pendidik yang memiliki keterampilan memadai sesuai dengan profesinya sebagai guru. 
Sebagai guru yang hidup di era digital, web menjadi kebutuhan lembaga atau perorangan untuk menyimpan dan mensosialisasikan data serta informasi penting kaitannya dengan dunia pendidikan. Jika seorang guru terus melatih keterampilan salah satunya dengan penguasaan web akan banyak manfaat yang diterima oleh anak didik. 
 
Di antaranya, siswa/i di madrasah dapat langsung praktik tanpa harus datang ke sejumlah tempat yang membutuhkan biaya dan waktu yang panjang. Selain itu, siswa dapat langsung mempraktikan beragam keterampilan yang dilatih oleh seorang guru.
 
Penulis: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan