Meski Terkesan Normatif, 5M Tak Boleh Kendor Hadapi Omicron
Kamis, 3 Februari 2022 | 15:00 WIB
Jakarta, NU Online
Kasus varian Omicron saat ini tengah melonjak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan Omicron. Di antaranya, memakai masker, dan tetap patuhi protokol kesehatan.
“Tidak ada hal baru dalam penanganan Covid, mau apapun namanya, treatment-nya sama saja. Meskipun terbilang normatif, 5M memang tetap harus dilakukan dan jangan sampai kendor,” kata Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr Syifa Mustika kepada NU Online, Kamis (3/2/2022).
Ia tidak menampik bahwa program vaksinasi membuat masyarakat merasa aman sehingga membuatnya lengah. Padahal, vaksinasi bukanlah solusi akhir agar bebas dari Covid-19.
“Anggapan masyarakat kan ketika sudah divaksin berarti aman. Sehingga mereka kendor terhadap prokes. Padahal tidak begitu,” ujar anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) itu.
Guna mencegah kekeliruan masyarakat terkait vaksinasi, ia menjelaskan, sebagian besar kasus varian Omicron memang menyerang orang yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap. Namun, bukan berarti orang yang telah divaksin menjadi lebih rentan terhadap varian Omicron.
“Masyarakat tidak perlu khawatir soal vaksinasi, karena kebanyakan pasien yang dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron ternyata merupakan orang-orang yang belum divaksin. Bahkan jumlahnya enam kali lipat lebih banyak dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin,” jelas dr Syifa.
Penulis buku berjudul Kupas Tuntas Vaksin Covid-19 ini pun memaparkan, vaksin mampu mengurangi keparahan gejala Covid-19 yang diderita pasien. Pasien yang sudah mendapatkan vaksin umumnya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.
“Nah, itu kalau kepada orang yang belum tervaksinasi atau komorbid (penyakit penyerta) risiko fatalnya adalah kematian,” terangnya.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kasus harian positif Corona hari ini sebanyak 17.895 kasus.
Kasus tertinggi DKI Jakarta dengan jumlah 9.132. Kasus tersebut terdiri atas transmisi lokal sebanyak 8.566 dan pelaku perjalanan luar negeri sebanyak 566 orang.
Kemudian diikuti Jawa Barat dengan 3.739 kasus. Terdiri atas 3.713 transmisi lokal dan 26 dari pelaku perjalanan luar negeri.
Sementara, data vaksinasi di Indonesia menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) per tanggal (31/1/2022) disebutkan telah mencapai lebih dari 280 juta dosis.
Dengan rincian sebagai berikut: dosis vaksin pertama telah diterima 184.680.997 orang. Angka ini mencapai 88,68 persen dari target. Dan, dosis kedua diterima 128.028.074 orang, mencapai 61,47 persen target.
Sedangkan untuk vaksin dosis ketiga atau vaksin booster telah diterima 4.221.642 orang, mencapai 2,03 persen.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin