Nasional

Musabaqoh Kitab Kuning, Upaya Lestarikan Tradisi Pesantren

Senin, 21 Maret 2016 | 14:16 WIB

Musabaqoh Kitab Kuning, Upaya Lestarikan Tradisi Pesantren

Foto: Antara

Jakarta, NU Online
Menindaklanjuti keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yaitu mensosialisasikan nilai-nilai Islam Rahmatal lil ‘Alamin dalam rangka memenangkan rakyat dalam persaingan global, maka Dewan Kordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa mengambil inisiatif untuk mengembangkan khazanah keilmuan pesantren dan melestarikan nilai-nilai ajarannya. 

Dalam rangka itulah, Garda Bangsa PKB dan DKN Garda Bangsa akan menggelar acara Musabaqoh Kitab Kuning (lomba baca kitab kuning) yang akan diselenggarakan pada bulan Maret sampai April 2016. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memberikan penghargaan terhadap khazanah dan eksistensi pesantren di Indonesia yang telah memberikan kontribusi penting terhadap perjalanan bangsa Indonesia mulai era prakemerdekaan sampai saat ini. Demikian release yang dikirimkan ke redaksi NU Online.

Selain itu, khazanah keilmuan pesantren juga telah terbukti menjadi benteng paling kokoh dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari model-model pemahaman keagamaan yang ekslusif dan ekstrim. Hal itu semua tidak bisa dilepaskan semua dari ulama dan karya-karyanya. Salah satu kitab yang paling banyak dikenal dan dikaji oleh ulama dan tokoh-tokoh Islam di Indonesia adalah kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali ath Thusi Asy Syafi’I (Imam Ghozali).

Tujuan diadakannya Musabaqoh Kitab Kuning ini adalah untuk melestarikan tradisi intelektual pesantren, mengembangkan khazanah pengetahuan pesantren, memotivasi para santri untuk meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning dan melakukan syi’ar kepada publik akan pentingnya khazanah pengetahuan pesantren sebagai salah satu solusi untuk membangun bangsa dan menjawab problem-problem kemasyarakatan.

Ketua Pelaksana Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) atau lomba baca kitab kuning, Syaikul Islam, menjelaskan bahwa program ini merupakan ajang untuk memperkuat warga masyarakat Indonesia dari segi spiritualitas dan intelektulitas.

“Harapannya program ini menjadi stimulus bagi seluruh warga masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa dan untuk membangun mentalitas positif dalam menghadapi persaingan global,” kata Islam kepada NU Online saat konferensi pers di kantor PKB, Jalan Raden Saleh I, Jakarta Pusat, Senin (21/3). 

Ia menerangkan bahwa MKK ini merupakan awal dari program Nusantara Mengaji dan puncak dari program ini adalah 300 ribu hataman Al Quran secara serentak. “Ini adalah pemanasan dari program Nusantara Mengaji,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kordinasi Nasional Garda Bangsa Cucun A Syamsurijal, menilai bahwa MKK ini merupakan ajang bagi anak muda yang ada di pesantren untuk menyalurkan bakat dan kemampuan mereka. 

“Salah satu tradisi yang harus kita jaga adalah baca kitab kuning. Dan MKK ini merupakan tradisi yang sudah ada di pesantren sejak dulu, Maka dari itu harus tetap kita jaga” ujarnya.

Adapun panitia pengarah Maman Imanul Haq menilai bahwa dengan lomba baca kitab kuning tersebut bisa menggairahkan para santri untuk menjadikan kitab kuning tersebut ke dalam hal-hal yang bersifat praktis dan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi (kitab kuning) tidak hanya dibaca saja, tetapi juga dipraktikkan ke dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Lebih lanjut, Maman menuturkan bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah bukan hanya pembaca kitab kuning, tapi juga orang-orang yang mampu menerapkan dan menguatkan kembali peran kitab kuning ke dalam kehidupan sehari-hari. 

Musabaqoh Kitab Kuning ini terbuka untuk seluruh santri putra dan santri putri di seluruh pondok pesantren yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia. Peserta dibatasi santri yang berusia 17-25 tahun dan mendapatkan tazkiyah (rekomendasi) dari pengasuh pondok peantren. 

Musabaqoh ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap:
1. Pendaftarana dimulai sejak tanggal 14-30 Maret 2016
2. Tahap penyisihan dilakukan antara tanggal 1-7 April 2016
3. Tahap final akan dilakukan di Graha Gus Dur pada tanggal 12-13 April 2016.

Pada babak penyisihan, kegiatan musabaqoh akan diadakan di 31 pondok pesantren tua yang tersebar di 20 propinsi di Indonesia. Kegiatan ini diperkirakan akan diikuti oleh kurang lebih 5.000 santri.

Total hadiah Musabaqoh Kitab Kuning ini adalah Rp200 juta dengan rincian sebagai berikut:
• Juara I: tiket umroh & ziarah ke makam Imam Ghazali serta bantuan biaya pendidikan Rp10 juta
• Juara II: bantuan biaya pendidikan Rp20 juta
• Juara III: bantuan biaya pendidikan Rp15 juta
• Juara Harapan I, II, dan III mendapatkan masing-masing bantuan biaya pendidikan Rp5 juta 
• Setiap peserta yang masuk tahap final diberikan piagam penghargaan dan bantuan pembinaan pendidikan.

Yang akan menjadi dewan juri pada tahap babak final adalah Tim Lembaga Bahtsul Masail (NJ) dan dewan juri kehormatan:
a. KH Ma’ruf Amin (Rais ‘Aam PBNU)
b. KH Dimyati Rois (Mustasyar PBNU)
c. Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA (Ketua Umum PBNU)

Bagi santri terbaik yang ada di seluruh pelosok Indonesia, dipersilahkan mendaftarkan diri melalui:
1. Kantor DKN Garda Bangsa Jl. Raden Saleh No. 09 Cikini – Jakarta Pusat. Telepon Ustadz Anas Nasikin 081119000675 atau Ustadz Billy 081245500146/08564968194.
2. Atau memalui online di www.gardabangsa.co.id dan dikirimkan ke email panitia: musabaqohkk@gmail.com atau diserahkan kepada panitia sebelum acara Musabaqoh dilakukan.
3. Atau pondok-pondok pesantren tempat diadakannya penyisihan Musabaqoh Kitab Kuning. ((Muchlishon Rochmat/Mukafi Niam)      


Terkait