Nasional

Nasib Guru Honorer di Blora yang Digaji Rp200 Ribu Setiap Bulan

Ahad, 30 November 2025 | 20:00 WIB

Nasib Guru Honorer di Blora yang Digaji Rp200 Ribu Setiap Bulan

Guru dengan gaji rendah. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Ana, seorang Guru Honorer Sekolah Dasar (SD) di Blora, Jawa Tengah, mengaku mendapat honor Rp200.000 per bulan sebagai guru honorer. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, ia mempunyai pekerjaan sampingan yaitu jualan camilan online.


"Untuk soal gaji masyaallah ya. Tapi setidaknya ada usaha lain atau kerja sampingan agar dapat pemasukan," ujarnya saat diwawancarai NU Online pada hari ini, Sabtu (29/11/2025).


"Contoh, saya meskipun saya perempuan, selain menjadi guru honorer saya juga bisa masak buat camilan. Akhirnya saya ambil jalan jualan online. Saya juga anak dari petani dan setidaknya saya juga bisa ambil sampingan dari tani juga," tambahnya.


Ia menilai pemerintah saat ini belum berpihak dan memperhatikan secara serius nasib guru honorer, apalagi yang belum masuk database. Bahkan, pemerintah justru mengambil kebijakan untuk memberhentikan guru honorer di tengah jalan.


"Padahal di lapangan banyak guru honorer yang bekerja dan memiliki beban mengajar sama dengan guru PNS. Tanpa bantuan guru honorer di lapangan pasti kerepotan karena banyak kekosongan," keluhnya.


"Pemerintah hanya ambil kebijakan tanpa melihat kondisi lapangan," lanjutnya.


Sementara itu, Ahmad Ridwan, seorang Guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Pati, merasa prihatin terkait gajinya sebagai guru tetap yayasan. Gaji tersebut hanya mampu mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya selama satu pekan.


Ia mengatakan, hidup sebagai guru bergaji rendah sangat menyedihkan. Ia harus bertahan hidup dengan gaji sekitar Rp650.000 per bulan. Padahal, bahan-bahan kebutuhan hidup setiap hari kian naik. 


Untuk bertahan hidup, ia mempunyai pekerjaan sampingan lain seperti menjadi petani dan buruh tambak. Hal tersebut ia lakukan untuk menambal kekurangan kebutuhan hidup.


"Istri ada usaha sebagai konten kreator, alhamdulillah sudah berjalan. Itu bisa menambah pemasukan juga untuk keluarga kita untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.


Ia mengaku memilih menjadi guru bergaji rendah karena hal tersebut merupakan pilihan alternatif terakhir setelah melamar kerja di berbagai tempat, tetapi tidak diterima. Ia juga sempat berunding dengan istrinya terkait pekerjaan tersebut, hingga akhirnya memilih profesi ini.


Menurut Ridwan, selain karena terpaksa oleh keadaan, ia memandang profesi sebagai guru meskipun bergaji rendah masih memiliki harapan cerah. Ada kemungkinan suatu saat bisa disertifikasi menjadi pendidik, lolos menjadi PPPK atau PNS. Selain itu, ia juga merasa masih bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari pekerjaan sampingan yang lain.


"Terus kita tidak tergantung dengan penghasilan sebagai guru. Bisa usaha lain, bisa jualan. Terus ada di tambak juga bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.