Nasional

Nyai Badriyah Fayumi Tegaskan Santriwati Tak Ada Batasan untuk Belajar dan Berkarya

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:30 WIB

Nyai Badriyah Fayumi Tegaskan Santriwati Tak Ada Batasan untuk Belajar dan Berkarya

A’wan PBNU Nyai Hj Badriyah Fayumi di Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (29/10/2025). (Foto: dok LAZISNU)

Bekasi, NU Online

A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Nyai Hj Badriyah Fayumi, menegaskan bahwa santriwati atau santri perempuan tidak memiliki batasan dalam belajar maupun berkarya. Menurutnya, santriwati saat ini banyak yang menguasai berbagai kemampuan sesuai dengan minat, bakat, dan kapasitasnya masing-masing.


“Menjadi santriwati itu tidak ada batasan untuk kalian belajar dan berkarya,” ujarnya di Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (29/10/2025).


Ia menyampaikan bahwa santriwati memiliki potensi penuh sebagai manusia seutuhnya yang harus diberdayakan secara maksimal.

 

Nyai Badriyah mendorong kepada para santriwati untuk tidak membatasi diri dalam belajar dan berkarya di berbagai bidang kehidupan.


“Sadari, pahami, dan yakini bahwa kamu adalah manusia sepenuhnya. Maksimalkan segala potensi yang ada pada dirimu untuk menjadi manusia berilmu, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi sesama dan masyarakat secara luas,” tegas Ketua Pengarah Majelis Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) itu.


Menurutnya, semangat Hari Santri memiliki makna mendalam sebagai simbol pengabdian santri terhadap bangsa dan tanah air. Sejak awal sejarahnya, santri baik laki-laki maupun perempuan ikut andil berjuang dan membela negeri.


“Hari Santri adalah bukti bakti santri pada negeri. Spiritnya adalah nasionalisme dan cinta tanah air yang menjadi jiwa seluruh santri. Santri tidak hanya belajar agama, tetapi juga menumbuhkan ilmu, iman, akhlak, dan karakter unggul agar dapat berbakti kepada masyarakat, umat, dan bangsa,” ucapnya.


Dalam pandangannya, santriwati memiliki kedudukan yang setara dengan santriwan atau santri laki-laki sebagai manusia yang utuh, baik secara intelektual, spiritual, maupun fisik.


“Santriwati adalah subjek kehidupan sepenuhnya, bukan subjek sekunder, apalagi objek. Mereka harus memahami jati dirinya sebagai manusia yang berdaya dan memiliki peran penting dalam kehidupan,” ucap Pengasuh Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits itu.


Nyai Badriyah mengajak seluruh santriwati di Indonesia untuk menjadi pelopor perubahan, terus belajar, mengembangkan diri, dan berkarya demi kemajuan umat dan bangsa, tanpa meninggalkan nilai-nilai akhlak dan keilmuan yang menjadi ciri khas santri.


“Yakini bahwa kamu memiliki kapasitas, minat, bakat, dan potensi, dan yang terpenting jangan minder, terus perjuangkan cita-citamu,” pungkasnya.