Nasional

Obor dan Gambus, Suguhan Pesantren Alpansa Sambut Kirab Resolusi Jihad

Senin, 17 Oktober 2016 | 21:09 WIB

Klaten, NU Online
Setelah diterima di Pendopo Kabupaten Sragen dan bersilaturahmim ke Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo, Tim Kirab Resolusi Jihad NU bersilaturahim ke Pondok Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti (Alpansa) Senin (17/10) malam. 

Memasuki kawasan pesantren yang berada di Desa Troso, Karanganom, Klaten, para santri dan segenap keluarga besar Pesantren Alpansa menyambut dengan iringan marching band konvoi obor. Tim pun dikawal dalam barisan konvoi. Sementara para santri yang tidak masuk barisan konvoi, berdiri di kanan dan kiri arena konvoi hingga mengular sepanjang kurang lebih 300 meter. 

Para santri itu berdiri tegak dengan kedua tangan masing-masing saling bertautan. Mulut mereka melafalkan solawat hingga Tim memasuki ruang upacara penyambutan di halaman makam H Muslim Rifa’I Imampuro atau yang lebih akrab dikenal sebagai Mbah Liem.

Masih dalam posisi berdiri, Tim pun diajak mengumandangkan lagu Indonesia Raya, tanda upacara penyambutan sudah dimulai. Suara mereka menyatu dengan suara seluruh hadirin. Tak lupa lantunan doa dan tahlil dipanjatkan.

Ketua Yayasan Ponpes Alpansa A. Muhammad Choiri Fatkullah berpesan agar para peserta kirab dapat menjiwai makna kirab, sehingga dapat mewarnai Indonesia dan dunia, menegakkan rasa aman dan damai. 

Sementara itu, Ketua PCNU Klaten H Mujiburohman menyampaikan, adalah tepat Tim Kirab singgah di Ponpes Alpansa. Karena dapat meneladani Mbah Liem, yang dikenal sebagai tokoh ulama yang sangat memedulikan persoalan kebangsaan. Hal itu merupakan acuan dalam kehidupan di Indonesia. 

Selesai mendengarkan sambutan, 21 personel Kelompok Gambus Alpansa siap menghibur. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan begitu terasa. Juga lelah yang sebenarnya dirasakan anggota Tim, seakan sirna. Tidak hanya mendengar dan melihat aksi Gambus Alpansa, Tim juga ikut bernyanyi dan menari, bahkan memesan sebuah lagu.

Tetapi hanya dua judul lagu yang bisa mereka nikmati, karena perjalanan Tim harus segera berlanjut, yakni ke Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak, Yogyakarta. (Kendi Setiawan/Fathoni)


Terkait