Nasional

Pascasarjana UGM: NU Agen Pembangunan Nasional

Jumat, 6 Oktober 2017 | 13:02 WIB

Yogyakarta, NU Online
Forum Silaturahmi Mahasiswa Pascasarjana NU Universitas Gadjah Mada mengadakan diskusi bulanan bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, Yogyakarta. Forum kedua ini digelar sekaligus sebagai arena silaturahim mahasiswa baru Pascasarjana yang tergabung di PASCANU UGM.

Diskusi yang berlangsung Kamis (05/10) ini mengangkat tema “Religion and Development in Southeast Asia” yang disampaikan Najmu Saqib Akhda, mahasiswa Doktoral Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM. Ia merupakan aktivis IPNU yang sekarang aktif sebagai dosen di UNSIQ Wonosobo dan STAI Sunan Pandanaran.

Akhda menyampaikan pentingnya pembahasan agama dan pembangunan yang jarang diangkat pada tema-tema diskusi. Menurutnya agama sebagai salah satu unsur pembangunan masih menjadi hal yang disanksikan beberapa kalangan. 

Selama ini ia hanya disandingkan pada proses deradikalisasi dan pedagogie seperti pembangunan pesantren dan sekolah-sekolah Islam. Padahal lebih dari itu, ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan di Indonesia.

“Terdapat empat modal yang telah dimiliki oleh NU sebagai salah satu agen pembangunan, pertama komunikasi partisipasi yaitu percaya pada satu komando dalam hal ini kiai. Kedua reciprositas yakni adanya take dan give yang diberikan oleh kiai kepada masyarakat. Ketiga adalah social capital yang mana dibutuhkan trust, norm dan network untuk mengakomodir pembangunan masyarakat. Dan yang terakhir change agent, yaitu kiai dan tokoh ulama yang memiliki power dan dapat memberikan pengaruh serta dorongan bagi pergerakan pembangunan masyarakat,” ungkapnya.

Dalam pandangannya, pergerakan NU yang sebagian besar berfokus pada diskursus masyarakat pedesaan dapat memberikan sebuah stimulus dan cara yang lebih independen bagi masyarakat yang tidak bergantung dan menunggu persetujuan pemerintah pusat. 

Seperti contoh, ketika jalanan desa perlu untuk diperbaiki, sedangkan dana yang disediakan oleh pemerintah memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat didistribusikan. Di sinilah peran kiai dalam menghimpun masyarakat agar bergotong-royong membangun secara kolektif independen.

Namun terdapat beberapa kritik yang diberikan kepada NU dalam pembangunan, yaitu persoalan modernitas cara dan media yang dipakai. NU juga harus memerhatikan pembangunan keberagamaan masyarakat urban yang menuntut pembelajaran agama secara instan. Media sosial, televisi, dan perangkat modern harus mulai diterapkan sebagai respon terhadap generasi milenial. Salah satu hal konkrit yang dapat dilakukan saat ini adalah penertiban KARTANU sebagai salah satu kunci modernisasi.

Pada pembukaan acara, Winardi selaku ketua panitia menyampaikan bahwa forum ini merupakan bentuk sialturahim antarmahasiswa Pascasarjana UGM yang memiliki latar belakang NU yang juga merupakan wadah keilmuan dan pengembangan antar bidang ilmu. Diskusi bulanan ini diagendakan setiap dua kali dalam satu bulan dengan mengintegrasikan berbagai bidang ilmu. (Alfia Rochmah/Abdullah Alawi)


Terkait