PB PMII: 100 Orang Terluka Saat Demonstrasi Tolak Harga BBM Naik
Kamis, 8 September 2022 | 13:30 WIB
Lebih dari 100 orang dalam data PMII, yang terkena tindakan represif aparat keamanan saat demonstrasi menolak harga BBM naik.
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri (Abe) mengatakan, pihaknya telah menerima data bahwa lebih dari 100 orang terkena tindakan represif dari aparat keamanaan saat melaksanakan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Baik itu yang kepalanya bocor, berdarah, giginya lepas, rontok, luka-luka, bahkan ada yang harus dirawat di rumah sakit,” ungkap Abe dalam konferensi pers, dilihat NU Online dari akun resmi instagram @pmiiofficial, pada Kamis (8/9/2022).
Selain tindakan represif secara fisik, ada pula tindakan represif yang dilakukan secara online. Misalnya, ada pihak yang mengkloning, meretas, dan membajak nomor telepon atau whatsapp anggota, kader, dan pengurus PMII dengan tujuan mengganggu privasi bagi kader yang hendak melakukan protes. Pengkloningan nomor telepon itu juga bertujuan untuk menyebarkan berita bohong dengan mengatasnamakan PMII.
Abe memohon kepada aparat keamanan, baik tentara, polisi, atau satpol PP yang terlibat dalam pengawalan dan pengamanan aksi protes kenaikan harga BBM agar menghentikan tindakan represif itu. Ia meminta agar aparat keamanan melakukan pengawalan dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia.
“Tidak boleh ada lagi darah yang keluar dari tubuh rakyat yang sedang protes. Tidak ada lagi bagian tubuh yang memar, gigi yang rontok, otot yang lebam, mata yang sakit, badan yang lumpuh gara-gara tindakan represif bapak/ibu aparat keamanan,” ucap Abe.
PB PMII menuntut para pihak yang terlibat untuk segera menindak anggotanya yang melakukan tindakan represif terhadap rakyat yang sedang protes, yang sedang menuntut haknya, yang selama ini dititipkan kepada pemerintah.
Karena itulah, Abe kembali menegaskan bahwa perjuangan belum usai. Ia meminta kepada seluruh kader, anggota, dan pengurus PMII se-Indonesia untuk terus bergerak secara serentak, bangit, dan melawan setiap kebijakan yang zalim terhadap rakyat.
“Perjuangan kita belum usai. Tuntut agar pemerintah sesegera mungkin mencabut kebijakan harga BBM, serta segera menertibkan pengelolaan migas dari hulu ke hilir. Tangkap para mafia migas. Kita sudah muak melihat keserakahan mereka,” tegas Abe.
“Kaum oligarki, bersama kaki tangannya yang terus menghisap darah dan keringat bangsa Indonesia, serta mengeruk habis sehabis-habisnya kekayaan alam untuk kepentingan pribadi mereka semata,” lanjutnya.
Kepada seluruh kader dan anggota PMII yang sedang berjuang di setiap daerah, Abe menitip pesan agar menuntut para pimpinan pemerintahan daerah untuk bersama-sama memperjuangkan harga BBM kembali diturunkan.
“Sampaikan kepada kepala-kepala daerah bahwa rakyatnya sekarang benar-benar tercekik oleh kebijakan tersebut,” kata peraih gelar master dari Universitas Duisberg Essen, Jerman itu.
Ia menegaskan, PB PMII akan terus mengawal serta bergerak dan berjuang bersama sampai menang. Abe menginstruksikan kepada seluruh kader PMII di daerah untuk terus melakukan konsolidasi bersama rakyat yang ada di sekitar.
“Duduk bersama-sama, berjuang bersama-sama. Jangan takut, jangan mundur. Putih kata rakyat, putih kata PMII. Hitam kata rakyat, hitam kata PMII. Kemenangan pasti akan datang,” tegas Abe.
Sampai detik ini, PB PMII terus menginstruksikan kepada kader se-Indonesia untuk terus bergerak dan berkonsolidasi bersama elemen rakyat yang lain hingga harga BBM kembali diturunkan atau kebijakan ini dicabut, karena situasi yang semakin mencekik dan merugikan rakyat akibat kenaikan harga BBM.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF