PBNU Gelar Tahlil Buya Syafii, Gus Ulil Abdalla: Ini Peristiwa Tak Biasa
Kamis, 2 Juni 2022 | 21:39 WIB
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ulil Abshar Abdalla (Foto: Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ulil Abshar Abdalla menyebut, sosok Buya Ahmad Syafii Maarif adalah orang yang ketokohannya melintasi batas. Gus Ulil menuturkan bahwa pembacaan tahlil atau berkirim doa untuk Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005 ini merupakan peristiwa yang tidak biasa.
“Ini sejarah, sejak adanya Masjid An-Nahdlah, ada tokoh Muhammadiyah yang ditahlilkan oleh warga NU. Tetapi Buya Syafii adalah tokoh yang tidak saja dimiliki oleh Muhammadiyah, tetapi dimiliki oleh semua golongan umat Islam,” ungkap Gus Ulil ketika menyebut salah satu alasan PBNU menggelar acara tahlil dan doa bersama tujuh hari wafatnya Buya Syafii Maarif dan KH Abbas Muin di Masjid An-Nahdlah, Kamis (2/6/2022) malam.
Gus Ulil menjelaskan, Buya Syafii sama seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurutnya, Gus Dur tidak hanya menjadi tokoh milik NU tetapi juga milik semua orang. Bahkan, bukan saja milik umat Islam tetapi milik umat agama lain.
“Karena itu yang memberikan dukacita kepada Buya Syafii ketika wafat, bukan hanya warga Muhammadiyah. Saya memantau grup-grup NU banyak yang berduka. Bahkan yang berduka untuk Buya Syafii di kalangan NU tidak kalah dengan Muhammadiyah, karena Buya Syafii adalah tokoh yang dimiliki oleh semua,” katanya.
Baca Juga
Gus Yahya: Jiwa Buya Syafii Memang Indah
Gus Ulil menyebut bahwa bangsa Indonesia merasa sangat bersyukur memiliki tokoh seperti Buya Syafii dan Gus Dur. Ketokohan dari kedua orang ini tidak terbatas pada organisasi tempat asalnya tetapi mampu melintasi batas.
Ia menegaskan bahwa warga NU ditantang untuk terus mampu memproduksi tokoh-tokoh seperti Gus Dur dan Buya Syafii yang tidak hanya milik golongan sendiri, tetapi milik bagi semua orang.
“Kebesaran NU ditandai antara lain oleh hadirnya tokoh-tokoh yang bisa melintasi batas seperti ini, sebagaimana Buya Syafii yang melintasi batas kelompoknya sendiri. Gus Dur juga menjadi tokoh yang lintas batas,” katanya.
“Mari kita sebagai warga NU yang menahlilkan Buya Syafii mewariskan keteladanan beliau. Dari Buya Syafii kita belajar untuk menjadi tokoh yang melintasi batas,” imbuh Pengampu Ngaji Ihya Virtual itu.
Sebagai informasi, acara ini dimulai dengan pembacaan yasin yang dipimpin DKM Masjid An-Nahdlah H Syatiri Ahmad. Lalu pembacaan tahlil diimami oleh Ketua PCNU Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasbi.
Acara tahlil ini juga dirangkai dengan testimoni-testimoni terhadap Buya Syafii dan Kiai Abbas Muin. Di antara yang menyampaikan testimoni itu adalah Ahmad Suaedy, Amsar A Dulmanan, Rumadi Ahmad, dan Yahya Ma’shum.
Agenda yang terselenggara atas inisiasi Lakpesdam dan Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU ini juga dilangsungkan secara daring melalui zoom. Sekitar 150 orang hadir secara virtual dan sekitar 300 jamaah menyaksikan siaran langsung lewat kanal Youtube TVNU.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Zunus Muhammad