Nasional

PBNU-Malaysia Kerjasama Penggemukan Sapi

Sabtu, 15 September 2012 | 12:10 WIB

Cirebon, NU Online
Tak hanya musyawarah serius dengan membuka kitab-kitab tebal di acara Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama. Tak hanya pemukulan gong dan pidato dalam seremoni pembukaan.
<>
Selain membahas hal ihwal “berat” dengan berbagai tema agama dan segala aspeknya, dalam gawe besar NU ini juga ditekan kerjasama program penggemukan sapi oleh PBNU dengan perusahaan makanan halal dari Malaysia.

Usai pembukaan resmi di Gedung Olah Raga (GOR) Ponpes Kempek Cirebon, dilangsungkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Ketua Umum PBNU Prof DR KH Said Aqil Siroj dengan

CEO Pembangunan Buku Hijau Holdings (PBHH) Malaysia, Abdul Rasyid Tan Abdullah.

Kiai Said didampingi jajaran pengurus Tanfiziyah PBNU, Abdul Rasyid juga didampingi tim manajemen perusahaannya. Tuan-tuan dari negeri jiwan ini berpakaian adat Melayu, baju lengan panjang bercorak polos nan mengkilat, songkok hitam berbahan beludru. Dipadu celana polos sewarna dengan kain baju, ditambah kain sarung menutup celana sebatas dengkul.

Disaksikan para wartawan, acara tukar menukar dokumen dan foto bersama pun dilakukan sambil bergandengan tangan seperti delegasi negara sedang konferensi pers usai KTT.

CEO PBHH Abdul Rasyid Tan Abdullah mengatakan, pihaknya merasa penting bekerjasama dengan NU untuk memproduksi makanan halal dari daging sapi sehat. Kerjasa tersebut, ujar dia, dilaksanakan dalam rangka program Rantaian Bekalan Halalan Toyyiban (RBHT) bertujuan umtuk menciptakan makanan halal bagi umat Islam.

“Kami bekerjasama untuk melakukan program rantaian bekalan daging sapi halal bagi umat Islam. NU kami anggap penting sebagai mitra,” ujarnya dengan logat melayu medhok.

Ia sampaikan, kerjasama tersebut juga dilakukan dengan beberapa negara lain, yaitu Oman, Singapura, dan Iran. Selain tujuan untuk makanan, juga bertujuan untuk membangun ekonomi antar negara yang didomisili warga muslim.

Khusus dengan Indonesia, lanjutnya, ia harapkan kerjasama tersebut menambah kerukunan antar bangsa kedua negara yang akhir-akhir ini sering diwarnai perbedaan pandangan.

"Harapannya juga MoU ini menambah hubungan rukun Indonesia dengan Malaysia," tandasnya.

Kiai Said menyahuti, kerjasama tersebut berupa peternakan sapi yang dilakukan oleh warga NU, lebih tepatnya penggemukan. Pihak Malaysia memberi pelatihan teknis serta membeli hasil ternak sapi tersebut yang telah memenuhi syarat untuk disembelih. Pihak Malaysia pula yang menampung daging dan mengolahnya menjadi makanan halal bersertifikat, serta mendistribusikannya ke seantero dunia. 

"Pihak Malaysia memberi pelatihan memelihara sapi, bagaimana agar gemuk, bagaimana memotongnya dan lain-lain," jelasnya. 


KOntributor: Ichwan


Terkait