Nasional

PBNU Tegaskan Prinsip NU di Hadapan Belasan Ribu Nahdliyin NTB

Rabu, 22 November 2017 | 14:40 WIB

Mataram, NU Online 
Di antara rangkaian kegiatan yang mengiringi perhelatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, ialah Pembacaan Shalawat Badar di Taman Sangkareang, Mataram, NTB, Rabu (22 /11).

Turut mengikuti pembacaan Shalawat Badar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Mustasyar PBNU TGH Muhammad Turmudzi Badauiddin, Wakil Ketua Umum PBNU H Mochammad Maksum Machfoedz, Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faisal Zaini, Sejumlah Pengurus PBNU, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) H Imam Nahrowi, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, dan belasan ribu Nahdliyin yang memadati jalan Pejanggik. 

Seusai Pembacaan Shalawat Badar, Kiai Said Aqil Siroj menegaskan tentang prinsip Nahdlatul Ulama yang moderat dan antiradikal. 

Menurut Kiai Said, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar membangun umat yang moderat, tidak radikal, apalagi teroris. 

"Maka kalau kita betul-betul mengaku menjadi umat Nabi Muhammad tidak boleh radikal, tidak boleh ekstrem, tidak boleh menjadi teroris," tegas Kiai Said seusai mengikuti Pembacaan Shalawat Badar 

Kiai kelahiran Kempek, Cirebon ini mengatakan, NU yang didirikan oleh para ulama, terutama Hadratussyekh KH Hasyim Asyari mengajarkan kepada kita bahwa prinsip NU adalah tawassuth dan tasamuh, yakni moderat dan toleran. 

Mbah Hasyim, lanjutnya, menginginkan semua bersaudara, baik melalui ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah insaniyah. 

Selama ada NU, yang prinsipnya membangun persaudaraan, katanya, maka umat Islam Indonesia akan dihargai oleh seluruh umat di dunia. Seluruh negara di dunia akan menghormati Indonesia 

"Karena Indonesia umat Islamnya tidak radikal, yaitu moderat dan toleran," jelas Kiai berumur 64 tahun ini. 

Agenda Pembacaan Shalawat Badar ini dilaksanakan seusai Pawai Ta'aruf dari Masjid Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat hingga Taman Sangkareang, Mataram dan Pengibaran Bendera NU yang dianugerahi oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai bendera terbesar. (Husni Sahal/Abdullah Alawi) 


Terkait