PBNU Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter Kemandirian, Kreatif, dan Inovatif pada Siswa LP Ma'arif NU
Kamis, 22 Agustus 2024 | 07:13 WIB
Ketua PBNU Ahmad Suaedy saat sambutan dalam Kick-Off Rangkaian Harlah Ke-95 LP Maarif NU di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (21/8/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Suaedy menekankan pentingnya mengajarkan pendidikan karakter pada siswa di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU.
Hal itu diungkapkan Suaedy saat sambutan dalam Kick-Off Rangkaian Hari Lahir (Harlah) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (21/8/2024).
"Tantangannya adalah bagaimana Nahdlatul Ulama menanamkan karakter kepada siswa dan nantinya akan menjadi anggota melalui LP Ma'arif. Karakter yang sangat penting di antaranya adalah kemandirian, kreatif dan inovatif," ucapnya.
Menurut Suaedy, karakter kemandirian sebagian besar sudah tertanam pada diri anak di lingkungan NU, terkhusus mereka yang berada di pondok pesantren.
"Kalau soal kemandirian, di NU sudah menjadi hal yang wajar, terutama mereka yang berada di pondok pesantren karena berbagai lembaga pendidikan di bawah Ma'arif di antaranya ada di pesantren, tapi juga di masyakarat. Karena tidak sebagaimana kelompok masyarakat yang lain pada umumnya, Nahdlatul Ulama itu berada di level bawah sehingga kalau tidak mandiri maka tidak bisa hidup," ujarnya.
Selain kemandirian, Suaedy menekankan betapa pentingnya para siswa di satuan pendidikan LP Ma'arif NU ditanamkan karakter kreatif dan inovatif. Ia menegaskan bahwa meskipun Warga NU berada di level bawah, tetapi harus bisa terus bersaing dengan masyarakat yang lain.
"Oleh karena itu kemandirian harus terus dipupuk tapi yang lain adalah kreasi dan inovasi agar dalam waktu yang sama, meskipun masyarakat NU masih berada di level bawah tetapi tetap dapat berkompetisi secara kreatif dan inovatif dengan masyarakat yang lain," ungkapnya.
Menurut Suaedy, bukanlah hal mustahil bagi anak muda NU yang telah berkiprah di berbagai bidang mampu menorehkan prestasi pada berbagai bidang, termasuk dalam hal inovasi teknologi yang kini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi NU.
"Saya kira bukan mustahil karena berbagai anak muda NU telah berkecimpung di berbagai lapangan kehidupan, termasuk dalam teknologi dan berprestasi. Misalnya dalam soal inovasi teknologi informasi, dan sekaligus teknologi informasi merupakan tantangan yang paling besar," tuturnya.
Tantangan kecerdasan buatan (AI)
Suaedy juga merespons soal penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam bidang agama.
"Di berbagai lapangan kehidupan sudah lahir artificial intelligence. Misalnya di sepak bola yang sudah menerapkan teknologi ini. Saya kira ke depannya artificial intelligence akan merambah ke berbagai lapangan termasuk lapangan agama," imbuhnya.
Ia menganggap hal ini merupakan tantangan yang besar sehingga NU harus beradaptasi dengan perkembangan zaman, khususnya dalam penguasaan AI.
"Tantangan kita besar sekali bukannya kita menyetop atau menghentikan perkembangan teknologi ini, tapi bagaimana kita bersiasat standar kita dalam kehidupan kita tetap berjalan," ucapnya.