Nasional

Pelajar Butuh Ruang Ekspresi

Selasa, 2 Oktober 2012 | 09:00 WIB

Jakarta, NU Online
Perilaku tawuran antarpelajar belakangan ini telah merenggut korban. Lagi-lagi nyawa melayang hanya untuk pertikaian yang tidak perlu. Peristiwa mengenaskan ini patut menjadi renungan bersama.
<>
“Banyak faktor yang membuat kenapa pelajar sekarang menjadi seperti ini. Faktor lingkungan merupakan unsur dominan,” kata Farida Farichah, Sekretaris Bidang Kaderisasi PP IPPNU saat dikonfirmasi NU Online pertelepon, Selasa (2/10) siang.

Dalam 24 jam, pelajar lebih banyak melewatkannya dengan pergaulan lingkungan. Mereka lebih dekat dengan lingkungan. Kedekatan ini yang akan membentuk dominan sifat mereka.

Masa pertumbuhan tidak menghindarkan mereka dari pergaulan, imbuh Farida. Hal ini bisa dimaklumi karena mereka tengah mengalami masa pertumbuhan baik raga maupun jiwa. Masa pertumbuhan memperkenalkan mereka dengan dunia di luar lingkungan sekolah dan keluarga.

Dunia di luar sekolah dan keluarga, menjadi rumah dan sekolah kedua bagi pelajar. Mereka cukup nyaman dengan dunia lingkungan. Mereka mencoba menemukan ruang-ruang ekspresi diri.

Saat sekolah dan rumah menyediakan ruang terbatas bagi ide, bakat, dan emosi, para pelajar menumpahkan semuanya di lingkungan. Bagi mereka, lingkungan memberikan tempat bagi kelisahan mereka yang tengah labil.

Sementara lingkungan yang mereka masuki, tidak cukup sehat. Pelajar banyak terjebak dalam lingkungan yang sehat. Pada gilirannya, lingkungan yang tidak sehat itu menampilkan wajahnya dalam aneka bentuk perilaku yang jauh disiplin moral, seperti tawuran, pergaulan bebas, narkotika, dan sebagainya, tutup Farida. 

 

Penulis: Alhafiz Kurniawan


Terkait