Nasional

Pemda Rembang Berterimakasih atas Pembangunan Poliklinik Rawat Jalan RSI Arafah NU Care-LAZISNU dan BPKH

Sabtu, 4 Mei 2024 | 11:00 WIB

Pemda Rembang Berterimakasih atas Pembangunan Poliklinik Rawat Jalan RSI Arafah NU Care-LAZISNU dan BPKH

Para tokoh berforo bersama pada kegiatan doa bersama dan peletakan batu pertama pembangunan Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang, Rabu (1/5/2024) (Foto: NU Care-LAZISNU)

Rembang, NU Online
Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU Rembang, Jawa Tengah menjadi salah satu penerima manfaat program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Pembangunan gedung poliklinik tersebut bakal menyerap anggaran sebesar Rp9,9 miliar. 
 

Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro menyampaikan terima kasih dan rasa syukurnya karena Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU dipilih sebagai penerima bantuan dari Program Kemaslahatan BPKH melalui NU Care-LAZISNU.


"Terima kasih kepada BPKH RI atas bantuan berupa Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU. Terima kasih juga kepada NU Care-LAZISNU sebagai Mitra Kemaslahatan yang melaksanakan proses pengajuan hingga peresmian Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU," ujarnya saat doa bersama dan peletakan batu pertama pembangunan, Rabu (1/5/2024).


"Semoga bantuan ini menjadi manfaat juga maslahat bagi umat dan pahalanya terus mengalir menjadi amal jariyah," harapnya.

 

Deputi SDM, Pengadaan dan Umum BPKH Miftahudin, menjelaskan bahwa dana bantuan Pembangunan Gedung Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Arafah YKM NU bukan dari dana haji melainkan dari dana abadi umat (DAU) untuk meningkatkan kemaslahatan umat terutama di bidang kesehatan.


BPKH sebagai Badan Pengelola Keuangan Haji bertugas mengelola 2 (dua) jenis dana, yang pertama, dana haji yang saat ini nilainya sebesar Rp166 triliun, dan seluruhnya diinvestasikan untuk kemaslahatan pelaksanaan haji. Yang kedua, pengelolaan dana abadi umat sebesar Rp 3,9 T yang fokus penggunaan dananya untuk program-program kemaslahatan umat.


"Pada tahun 2023 jumlah biaya haji per orang yakni Rp94juta. Namun yang dibayarkan oleh jamaah tidak full. Untuk membayarkan sisanya, di situlah dana investasi haji digunakan. Berbeda halnya dengan dana yang digunakan untuk bantuan program kemaslahatan, salah satunya pembangunan di RS ini," ujarnya.


Atas pelaksanaan haji tiap tahun, ada efisiensi pelaksanaan haji. Dana efisiensi ini yang dikelola terpisah sebagai dana abadi umat. Hasil investasinya diamanahi untuk disalurkan. Kurang lebih nilai manfaat Rp200 miliar. "Bentuk bantuannya macam-macam seperti pendidikan, kurban, dan lain-lain. tapi pengelolaannya harus bisa dipertanggungjawabkan," terangnya. 

 

Dia menegaskan biaya pembangunan rumah sakit ini tidak menggunakan dana haji melainkan dana bagi hasil yang bermanfaat untuk kebaikan umat sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel.


Menurutnya program kemaslahatan kerja sama BPKH dan NU Care-LAZISNU PBNU ini akan terus meningkatkan peran dalam cakupan kegiatan sosial kemanusiaan yang semakin luas. Miftahudin juga berharap melalui kerja sama ini peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara bertahap dapat terwujud.