Jakarta, NU Online
Anak muda NU asal Sumatera Utara Muhammad Ja’far Hasibuan berhasil meraih medali emas pada Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) ketujuh pada 18-20 April 2019. Ia berhasil medali dalam bidang kesehatan atas temuan dan inovasinya dalam mengolah udang menjadi obat kulit.
Prestasinya semakin sempurna karena pada ajang tersebut, Ja'far merupakan satu-satunya peserta yang mendapatkan penghargaan Special Award dari World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) Organisasi Inovasi Penemu di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
CSITF diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Sains dan Teknologi, Kantor Kekayaan Intelektual Negara dan Pemerintah Kota Shanghai, didukung oleh UNIDO, UNDP dan WIPO, dan diselenggarakan oleh Kamar Dagang Cina untuk Impor dan Ekspor Mesin dan Produk Elektronik, Pusat Pertukaran Teknologi Internasional Shanghai dan Donghao Lansheng (Group) Co, Ltd.
Dalam ajang internasional yang diikuti perwakilan dari berbagai negara tersebut, Ja'far mengemukakan temuannya yang disebut biofar shrimp skin care treating human & animal skin diseases outside and inside. Temuan itu terinspirasi dari udang halus kecil yang hidup tumbuh berkembang biak di bawah pohon bakau di daerah Asahan, Sumatera Utara.
“Udang itu bermanfaat mengobati luka. Uji coba pada manusia telah dilakukan kepada mereka yang terkena benda tajam seperti paku dan seng. Dalam dalam dua jam rasa sakit dan nyeri berkurang secara signifikan,” katanya di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (2/5).
Dengan merendah, ia tak ingin disebut sebagai juara pertama. Ia ingin disebut sebagai peraih medali saja. Pasalnya, ia takut tumbuh bibit-bibit sombong dalam dirinya.
"Saya ingin bermanfaat orang banyak, khairun nas man an'fauhum lin nas," katanya.
Ja’far pada masa remajanya dihabiskan untuk menimba ilmu selama 6 tahun di Pondok Pesantren Nurul Falah yang dipimpin KH Abdullah Harahap yang merupakan Rais Syuriyah PCNU Tapanuli Selatan. Di pesantren itu, ia aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
Kemudian, pria kelahiran 1988 ini melanjutkan pendidikan di Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Di kampus tersebut ia pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). (Abdullah Alawi)