Pengajian Syarah Al-Hikam Rais Aam PBNU Tak Libur saat Ramadhan
Selasa, 5 Maret 2024 | 06:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pengajian rutin Syarah Al-Hikam yang diasuh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar tetap akan berlangsung pada Ramadhan 1445 Hijriah. Pengajian tersebut bisa disaksikan di Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar.
Jamaah pengajian yang terdiri dari santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini tetap bisa menghadiri langsung di majelis ilmu tersebut.
Penegasan ini disampaikan Kiai Miftach, sapaan akrabnya pada pertemuan ke-72 pengajian Syarah Al-Hikam. Semula ia menanyakan kepada jamaahnya mengenai keberlanjutan kajian tersebut di bulan Ramadhan 2024 ini.
"Ramadhan libur nopo mboten? (Ramadhan libur atau tidak?)," tanya Kiai Miftach kepada jamaahnya pada tayangan video ngaji Syarah Al-Hikam di Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar, Selasa (5/3/2024).
"Ngaji..," sahut jamaahnya menimpali pertanyaan Kiai Miftach.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah ini kembali bertanya terkait kajian kitab Syarah Al-Hikam di bulan Ramadhan sebelumnya. "Tahun kemarin ngaji?" tanya Kiai Miftach. "Ngaji....," jawab jamaah serentak.
Kiai Miftach kemudian menegaskan bahwa pada Ramadhan ini tetap ngaji seperti biasanya. Pertemuan digelar setiap Jumat siang menjelang sore hingga setelah azan Ashar, dipusatkan di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah. "Jadi tetep ngaji nggeh (jadi tetap ngaji ya). Kalau begitu, Jumat awal Ramadhan ngaji," ujarnya.
Kiai Miftach melanjutkan, khusus Jumat ini 8 Maret 2024 pengajian Syarah Al-Hikam diliburkan dulu agar pada Jumat berikutnya di awal bulan Ramadhan jamaah tetap bersemangat meski dalam keadaan berpuasa. "Pengajian hari ini menghadapi bulan Ramadhan insyaallah terakhir, Jumat depan libur," ucapnya.
Kiai Miftach berpesan kepada jamaahnya agar mereka mengisi waktu yang tersisa sebelum bulan Ramadhan tiba dengan aktivitas-aktivitas yang positif. Ini penting sebagai ikhtiar membiasakan diri menghias dengan aneka kebaikan sepanjang bulan Ramadhan. Dengan begitu, keutamaan-keutamaan Ramadhan dapat diraih.
"Seperti pada kesempatan ini, alhamdulillah, menjelang Ramadhan kita masih diberikan sehat. Bisa mengisi waktu-waktu kita untuk meraih nilai tambah dalam kehidupan. Untuk memahami tujuan hidup. Untuk memahami untuk apa kita ciptakan," terangnya.
Sebelumnya, Kiai Miftach menyampaikan beberapa amalan penting yang dapat dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Ramadhan dikenal dalam Islam dengan bulan yang sangat mulia, yang kedatangannya perlu disambut dengan persiapan yang maksimal.
Di antara persiapan itu adalah membuang sikap tercela yang selama ini biasa dilakukan. Baik berupa perbuatan maupun ucapan, seperti sikap tidak jujur kepada sesama, menipu, berkata kotor, dan lain sebagainya. Demikian ini merupakan ikhtiar untuk memperoleh keutamaan-keutamaan Ramadhan bila saatnya tiba.
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu mulai membiasakan membaca Al-Qur'an secara rutin. Kebiasaan ini juga hendaknya terus dilanjutkan pada saat menjumpai bulan Ramadhan. Mengingat, bulan Ramadhan juga dikenal dengan bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur'an), lantaran kitab suci umat Islam ini diturunkan pada bulan Ramadhan.
"Perbanyaklah membaca Al-Qur'an dan bila perlu khatamkan Al-Qur’an berkali-kali, perbanyaklah shalat malam. Isi kekosongan waktu dengan hal-hal yang berguna," ungkap Kiai Miftach.