Pengalaman Pemilu WNI di Jepang, Pantau Visi Misi Kandidat Via Sosmed
Rabu, 7 Februari 2024 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Sebagai warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, pengalaman dalam proses pemilu seringkali berbeda dengan yang dialami di dalam negeri. Hal ini tercermin dari pengalaman seorang Zayyin, yang juga anggota Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.
"Alhamdulillah, rasanya sedikit deg-degan karena surat suara saya datangnya sedikit terlambat dari teman-teman. Takut dianggap suara golput," ungkap Zayyin kepada NU Online, Rabu (7/2/2024).
Zayyin mengatakan bahwa ia sudah mencoblos surat suara dan dikirimkan melalui pos kemarin, Selasa (6/2/2024). Menurutnya, proses pengiriman surat suara ke luar negeri memang membutuhkan waktu yang lebih lama.
Zayyin juga membagikan tantangan dalam proses pemilu di luar negeri. Menurutnya, mengikuti proses pemilihan di luar negeri sedikit lebih rumit daripada di dalam negeri.
"Lumayan ribet, kalau di Indonesia, tinggal datang ke terdekat. Kalau di luar negeri harus mendaftar online dan data harus benar, jika tidak potensi surat suara yang dikirim pos tidak sampai dan tidak bisa nyoblos," jelasnya.
Pemilu 2024 ini merupakan kali pertama bagi perempuan yang berdomisili di Okayama itu. “Belum pernah nyoblos di luar negeri,” ungkapnya.
Meski tinggal jauh dari Indonesia, Zayyin mengaku telah mempelajari para kandidat dan mempertimbangkan beberapa faktor sebelum akhirnya memutuskan pilihannya.
"Pertimbangan memilih paslon capres meliputi pengalaman dan capaian kerja, cara kampanye, gaya atau karakter ketika bermedia sosial dan di lapangan, serta saat debat atau diskusi di forum,” paparnya.
Zayyin mengaku juga menyaksikan debat pilpres 2024. Ia tak ketinggalan siaran langsung debat capres dan cawapres yang diakses melalui internet. Zayyin, yang telah mendapatkan surat suara pada 29 Januari 2024 lalu, bahkan rela menunggu debat pilpres putaran kelima pada Ahad (4/2/2024) sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan.
“Saya menunggu debat terakhir biar lebih meyakinkan diri bahwa pilihan yang direncanakan tepat sasaran," paparnya.
Zayyin juga mengimbau kepada teman-teman WNI di Jepang untuk menggunakan hak pilihnya dalam kontestasi pemilu 2024.
"Saya juga mengajak teman-teman WNI untuk nyoblos menggunakan suaranya. Dan ada juga WNI yang menetap di Jepang, pemilu kemarin dia dapat surat suara lewat pos, tapi pemilu sekarang dia belum dapat, tapi kayaknya di peraturannya boleh nyoblos tapi harus datang ke TPS," tutupnya.
Berdasarkan data PPLN Tokyo, total daftar pemilih tetap terhitung 29.434 orang, di antaranya 18.334 pemilih laki-laki dan 11.100 pemilih perempuan.
Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), periode pencoblosan lewat pos mulai 5-14 Februari 2024. Di Jepang, pemilihan di TPS dilaksanakan pada Ahad, 11 Februari 2024. Namun, untuk penghitungan suara serentak pada 14-15 Februari 2024.