Perempuan Miliki Peran Penting dalam Menjaga Kualitas Demokrasi
Selasa, 16 September 2025 | 18:00 WIB
Koordinator Divisi Hukum, Humas dan Data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Jakarta Selatan Ardhana Ulfa Azis dalam Roadshow Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kota Jakarta Utara yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Kelapa Gading, pada Selasa (16/9/2025). (Foto: dok. panitia)
Jakarta, NU Online
Koordinator Divisi Hukum, Humas dan Data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Jakarta Selatan Ardhana Ulfa Azis menegaskan, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kualitas demokrasi, terutama dalam pengawasan Pemilu.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan Roadshow Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kota Jakarta Utara yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa (16/9/2025).
“Perempuan itu harus hadir. Kalau tidak sebagai pengawas partisipatif, saya selalu mendorong perempuan ada di jajaran Bawaslu. Kita harus punya jiwa korsa yang sama untuk perjuangan perempuan, agar terus hadir menjadi penyelenggara maupun calon legislatif,” ujarnya.
Baca Juga
Humor Gus Dur: Kualitas Demokrasi
Selain itu, Ulfa menekankan bahwa kualitas dan kompetensi perempuan di ruang publik harus menjadi perhatian utama.
Ia menyoroti praktik partai politik yang kerap merekrut perempuan hanya karena faktor elektabilitas, misalnya berasal dari keluarga pejabat atau artis.
“Partai politik harus segera memberikan pendidikan dan orientasi parlemen supaya performa mereka bagus, sekaligus memperkuat kemampuan membaca isu-isu perempuan,” jelasnya.
Ulfa juga mengajak sesama perempuan untuk menumbuhkan semangat saling mendukung satu sama lain adan menepis stigma saling menjatuhkan.
“Stigma saling menjatuhkan antarperempuan perlu dihilangkan dengan menumbuhkan kesadaran woman support woman dan perempuan juga perlu mendukung dan memilih sesama perempuan sebagai bentuk solidaritas,” katanya.
Ulfa juga menekankan kehadiran perempuan dalam jajaran penyelenggara maupun pengawas pemilu bukan hanya sebatas keterwakilan, tetapi juga bagian dari perjuangan bersama untuk memastikan perempuan tetap hadir dalam ruang politik.
Di samping itu, Ulfa menjelaskan bahwa tantangan yang seringkali dihadapi perempuan yaitu beban ganda yaitu antara tanggung jawab publik dan urusan domestik, terutama komunikasi di keluarga.
“Tantangannya adalah beban kerjanya menjadi ganda, sehingga kita harus menyelesaikan pekerjaan rumah dan yang paling penting adalah berkomunikasi dengan mitra kita di rumah yaitu suami dan anak anak,” katanya.
Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya edukasi bagi perempuan dalam mengawal jalannya Pemilu, termasuk mencegah praktik kecurangan. Bawaslu juga perlu lebih kritis saat menghadapi dugaan pelanggaran yang melibatkan caleg perempuan, karena ada kemungkinan mereka dijebak oleh kompetitor.
Sebagai informasi, kegiatan ini berlangsung atas kerja sama Bawaslu dengan Nawaning Nusantara sebagai bentuk kolaborasi untuk merangkul perempuan agar semakin aktif dalam ruang publik, termasuk pengawasan Pemilu.