Peringati Hari Donor Darah Sedunia, WHO Ajak Masyarakat Selamatkan Nyawa
Selasa, 14 Juni 2022 | 14:30 WIB
Jakarta, NU Online
Tanggal 14 Juni diperingati sebagai Hari Donor Darah setiap tahunnya. Hari donor darah sedunia ini diperingati dengan ajakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan kebutuhan darah untuk transfusi.
Melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peringatan hari donor darah tahun ini mengambil tema “Donating blood is an act of solidarity. Join the effort and save lives (Donor darah merupakan salah satu bentuk solidaritas. Bergabunglah dengan upaya dan selamatkan nyawa)”.
Baca Juga
Donor Darah Saat Puasa, Batalkah?
Melalui tema tersebut, WHO menyerukan kepada otoritas kesehatan seluruh negara untuk menyediakan sumber daya yang memadai guna meningkatkan pasokan darah dari para pendonor secara sukarela. Selain itu juga untuk mengelola transfusi bagi mereka yang membutuhkan.
“Tujuan khusus dari kampanye tahun ini adalah untuk berterima kasih kepada para donor darah di dunia dan menciptakan kesadaran masyarakat yang lebih luas akan perlunya donor darah yang teratur dan tidak dibayar;” tulis WHO, Selasa (14/6/2022).
Darah dan produk darah, ungkap WHO, merupakan sumber penting untuk kesehatan masyarakat luas antara lain bagi wanita yang menderita pendarahan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, anak penderita anemia berat akibat malaria dan gizi buruk, pasien dengan kelainan darah dan sumsum tulang, serta kelainan bawaan hemoglobin dan kondisi defisiensi imun.
Selain itu, darah juga sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat, bencana dan kecelakaan, serta pasien yang menjalani prosedur medis dan bedah tingkat lanjut.
Kendati demikian, dikatakan bahwa akses masyarakat untuk mendapatkan darah tidaklah selamanya mudah. Utamanya, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Baca Juga
Urgensi Donor Darah di Masa Pandemi
“Kebutuhan akan darah bersifat universal, tetapi akses ke darah bagi semua orang yang membutuhkannya tidak. Kekurangan darah sangat akut di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,” tulis WHO.
Maka itu, guna memastikan kemudahan semua orang yang membutuhkan transfusi mendapatkan akses ke darah, WHO mengimbau setiap negara mendorong aktivitas donor darah sukarela secara teratur.
“Program donor darah yang efektif, yang dicirikan oleh partisipasi masyarakat yang luas dan aktif, sangat penting dalam memenuhi kebutuhan transfusi darah selama masa damai maupun selama keadaan darurat atau bencana, ketika ada lonjakan permintaan darah atau ketika operasi normal,” jelas WHO pada laman tersebut.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi