Jakarta, NU Online
Ketua Satgas Covid-19 Malang Raya, dr Syifa Mustika menanggapi lonjakan Covid-19 di Indonesia berasal dari klaster-klaster pasca-lebaran dan halal bi halal. Diketahui pada Jumat (18/6) lalu sebanyak 12.990 kasus terkonfirmasi, tertinggi sejak 22 Februari 2021.
"Tim medis sebetulnya sudah memprediksi bahwa akan ada lonjakan angka Covid-19 setelah Lebaran. Dan betul saja dua Minggu setelah pengetatan dibuka kasusnya merebak lagi," kata dr Syifa saat dihubungi NU Online via telepon, Selasa (22/6).
Dokter Syifa yang juga pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Malang Raya, Jawa Timur itu menegaskan, yang perlu diprioritaskan selain terus mematuhi protokol kesehatan (prokes) 5M adalah keyakinan bahwa Covid-19 itu nyata adanya.
"Jangan abai. Harus percaya Covid-19 itu ada," tegasnya.
Selanjutnya, diingatkan juga oleh Syifa, agar tetap menjalani prokes dengan penuh kesadaran sebagai ikhtiar pencegahan kasus agar tidak meluas. Serta yang tak kalah penting adalah menjaga imun dengan terus berpikir positif.
"Jadi kesadaran setiap elemen masyarakat untuk tetap mematuhi prokes. Itu kan sebetulnya predictable banget, cuma kemauan untuk menjalankan dengan kesadarannya itu yang jadi masalah," ujar peraih penghargaan Woman of The Year Malang Raya tahun 2020 ini.
Oleh karena itu, Syifa berpesan kepada setiap elemen masyarakat agar tetap menjaga kestabilan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi dan mendukung program vaksinasi.
"Penting menjaga kesehatan dengan istirahat cukup dan makan makanan bergizi, dan jika ada kesempatan ikutlah vaksin," pesannya.
Ia juga menambahkan, sejauh ini tak ada pantangan khusus pengonsumsian baik makanan atau minuman bagi pasien yang terjangkit Covid-19. Kendati demikian, selain obat-obatan medis ada beberapa bahan-bahan rumahan yang bisa dijadikan peningkatan imun di kala isolasi mandiri.
"Makanan apapun asal menyehatkan itu boleh. Ramuan Jahe dicampur Madu juga baik untuk meningkatkan imun," ungkap Syifa.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Fathoni Ahmad