Pesantren Krapyak Tuan Rumah Muktamar Pemikiran Santri Nusantara
Rabu, 10 Oktober 2018 | 05:45 WIB
Yogyakarta, NU Online
Menjelang malam puncak Hari Santri 2018 yang akan diadakan di Lapangan Gasibu Kota Bandung, Jawa Barat pada 21 Oktober mendatang, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia akan menggelar Muktamar Pemikiran Santri Nusantara sejak hari ini hingga 12 Oktober 2018. Pesantren Krapyak Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah dari muktamar yang bertema Bersama Santri Damailah Negeri itu.
Sedangkan rangkaian acaranya meliputi Malam Kebudayaan Pesantren yang akan berlangsung di Panggung Krapyak pada Rabu (10/10). Acara ini berisi orasi kebudayaan Menteri Agama, pembacaan puisi oleh para budayawan santri seperti Gus Hilmy, Romahurmuzy, Abidah El Khaliqie, Sosiawan Leak, dan Helvy Tiana Rosa. Tak ketinggalan Candra Malik, Inayah Wahid, dan Habiburrahman El-Shirazy ikut memeriahkan pentas tersebut.
Sedangkan penyanyi musik religi Veve Zulfikar, Komika Dzawin dan rapper santri Ikhsan & Danang juga ikut menghibur penonton di acara itu.
Sehari berselang, Kamis (11/10) dilanjutkan dengan acara presentasi paper pemikiran santri Nusantara yang bertema Islam, Kearifan Lokal, dan Tantangan Kontemporer. Ada sekitar 170 presentator paper yang beridentitas santri. Mereka terdiri dari perwakilan pengurus santri, mahasiswa, akademisi, peneliti, dan lain-lain. Sebelumnya ada lebih dari 100 abstrak paper yang masuk ke meja panitia, namun yang terseleksi hanya sekitar 170 paper saja.
Selain itu juga digelar kegiatan Festival Serban & Pegon Kiai di Lapangan Ali Maksum Krapyak. Festival ini hendak menampilkan kepada masyarakat tentang beraneka macam benda bersejarah yang biasa dipakai oleh kiai-kiai pesantren, dan juga memamerkan kitab-kitab karya kiai pesantren yang berbahasa pegon.
Menurut Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Krapyak, Ahmad Zayadi, muktamar tersebut merupakan upaya dari berbagai pihak, terutama Kemenag untuk melestarikan khazanah pesantren yang telah tumbuh selama berabad-abad, baik dari bidang keilmuan maupun kebudayaannya.
“Pemikiran santri yang tafaqquh fiddin menjadi modal kuat untuk menyebarkan kepada umat tentang pentingnya keseimbangan, baik itu soal berpikir dan bertindak demi kepentingan beragama maupun demi kepentingan berbangsa,” jelas Zayadi, Selasa (9/10) malam, disela-sela memantau lokasi acara.
Pihaknya mengajak semua masyarakat dari berbagai kalangan untuk menyempatkan waktu hadir serta mengunjungi rangkaian acara yang bekerjasama dengan PWNU Yogyakarta, Kanwil Kemenag Yogyakarta serta Pesantren Krapyak itu.
“Mari ramaikan acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara. Hari Santri bukan hanya milik orang-orang pesantren, namun juga milik segenap masyarakat Indoensia,” ajaknya (M. Zidni Nafi’/Aryudi AR).