Peziarah Kubur Jelang Ramadhan, dari Manfaatkan Buku Yasin hingga Gadget
Kamis, 7 Maret 2024 | 17:30 WIB
Para peziarah kubur menjelang bulan ramadhan, Rabu (6/3/2024) di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan. (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ziarah kubur merupakan tradisi yang kerap dilakukan muslim Indonesia menjelang bulan suci ramadhan. Dalam perkembangannya, para peziarah saat ini lebih banyak menggunakan smartphone atau gadget sebagai alat bantu membaca yasin, tahlil, dan doa. Setidaknya pemandangan itu terlihat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2024).
Seperti peziarah bernama Aji bersama ibundanya Sri asal Tebet, Jakarta Selatan. Kedua berziarah ke makam ayah atau suami, di sini kedua nampak berbeda dalam melantukan doa dan ayat-ayat Al-Qur'an. Aji menggunakan Youtube dan ibu Sri menggunakan buku yasin.
"Ibu saya pake (buku kumpulan doa) surat yasin dan saya pakai (aplikasi) YouTube untuk membantu," katanya selepas ziarah.
Aji dan Ibu Sri mengenang almarhum ayahandanya sebagai pribadi yang tegas, disiplin, dan jujur. Seperti sedianya ayah-ayah lain, kenangan itulah yang membekas di dalam hati anak dan ibu yang ditinggalkan oleh ayahnya.
"Bapak almarhum orang yang tegas dan disiplin itu yang mengajarkan anak-anaknya untuk tegas dan disiplin (dan) yang penting jujur. Itu kenangan-kenangan kita bersama bapak," jelas Aji.
Tidak hanya itu, Devi seorang peziarah yang melakukan ziarah ke makam eyang (Nenek). Mengaku tidak menggunakan teknologi apapun. Ia merasa mampu untuk melafazkan doa-doa yang ditujukan untuk eyangnya tersebut. "Saya membaca doa dengan sendiri," jelas Devi.
Devi mengenang almarhumah eyangnya sebagai sosok yang berarti pada kehidupannya. Ia mengaku bahwa dirinya bisa melanjutkan karir dan sekolah berkat kerja keras dari eyangnya tersebut.
"Jadi saya dari kecil tinggal sama eyang sampai saya kuliah, jadi banyak kenangan yang indah, sampai saya bisa sekolah, kuliah, menikah pokoknya semua berkat eyang saya. Kasih sayang yang diberikan doa pastikan didengar (Allah) untuk orang tua," ungkap Devi.
Dewi mengaku cukup sering berziarah, tidak hanya menjelang ramadhan akan tetapi setiap bulan-bulan lain jika memungkinkan waktunya.
Terakhir, ada peziarah yang sudah lansia bernama Haslim Husein (69) Tahun. Dirinya bersama empat orang entah siapa yang jelas masih keluarganya, sedang mengunjungi orang tuanya yaitu Almarhumah Ibu Putri Hafsah dan Almarhum Ayah Sultan Husein. Dalam membacakan doa untuk kedua orang tuanya, Haslim membacanya dengan sendiri, akan tetapi dia juga mengaku menggunakan aplikasi doa untuk menuntun bacaan-bacaan setiap ayat dan doa-doanya.
"Saya di Hp ini juga sudah memakai aplikasi untuk membimbing kami dan baca-bacaan yang lain," jelas Haslim.
Haslim mengenang orang tuanya memiliki karakter penyayang. Ia yang bersaudara sebanyak 6 orang dan semuanya adalah laki-laki, walau orang tuanya hanya menjadi pegawai negeri akan tetapi orang tuanya rela berkorban sehingga seluruh anak-anaknya dapat kehidupan yang layak.
"Kami dahulu tinggal di Senopati, sekarang di Depok. Orang tua kami seorang PNS jadi kehidupan kami sangat terbatas. Tapi semua anak-anaknya alhamdulillah cukup berpendidikan, saya sekolah dan kuliah pengorbanan orang tua kami jerih payahnya, membesarkan kami semua anak-anaknya," terangnya.