Nasional

Pola Asuh Berubah, MenPPPA: Banyak Orang Tua Bela Anak Meski Salah

Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Pola Asuh Berubah, MenPPPA: Banyak Orang Tua Bela Anak Meski Salah

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi saat ditemui NU Online di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, pada Senin (27/10/2025) (NU Online/Jannah)

Jakarta, NU Online

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengatakan bahwa terjadi perubahan signifikan dalam pola asuh orang tua di masa kini yang dinilainya berbeda jauh dari generasi sebelumnya.


Menurutnya, banyak orang tua saat ini terlalu melindungi anak hingga tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan. Padahal proses tersebut penting dalam membentuk karakter dan tanggung jawab anak.


“Orang tua sekarang polanya berbeda, tidak tega anak susah. Mereka tidak mau anaknya ikut mengalami proses pembangunan karakter,” ujarnya di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta Pusat pada Senin (27/10/2025).


Ia mencontohkan, pada masa lalu ketika seorang anak berkelahi atau berselisih, orang tua cenderung menegur anaknya agar belajar dari kesalahan. Namun kini, situasinya justru terbalik, orang tua malah membela anaknya meski anak tersebut yang berbuat salah.


“Dulu kalau kita kecil berantem, lapor ke orang tua, yang dimarahin malah kita. Tapi sekarang, anak berantem, lapor ke orang tua, justru orang tuanya yang lebih marah. Ini sudah kebalik-balik, anaknya sudah bermain, orang tuanya yang masih bermasalah,” ucapnya.


Arifah mengatakan bahwa pola asuh yang keliru menjadi salah satu faktor utama penyebab kekerasan terhadap anak. Banyak orang tua yang kini kebingungan atau kewalahan dalam memberikan bimbingan kepada anak, terutama karena pengaruh teknologi dan penggunaan gawai yang berlebihan.


“Banyak orang tua yang curhat, susah sekali memberikan pengasuhan kepada anak-anaknya, terutama karena faktor gadget. Orang tua kewalahan mengatur dan mendidik anak dalam situasi seperti sekarang,” katanya.


Ia mengatakan bahwa perlu penguatan program pengasuhan keluarga (parenting) agar para orang tua memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menerapkan pola asuh yang tepat sesuai tantangan zaman.


“Keluarga perlu dikuatkan agar orang tua punya pola asuh yang tepat untuk membimbing anak-anaknya sesuai situasi saat ini. Dulu orang tua lebih melatih anak untuk bertanggung jawab. Mau susah, enggak apa-apa, karena itu bagian dari proses pembentukan karakter,” tegasnya.


Selain faktor pola asuh, Arifah juga menyoroti perubahan lingkungan sosial masyarakat akibat kemajuan teknologi. Hubungan antarwarga kini semakin renggang karena interaksi tatap muka berkurang dan digantikan oleh komunikasi digital.


“Hubungan antara masyarakat sekarang semakin berjarak karena adanya gadget. Orang-orang sudah semakin jauh dari interaksi sosial yang hangat di lingkungan sekitar,” katanya.


Ia menilai bahwa peran keluarga menjadi kunci utama dalam menumbuhkan karakter anak di tengah perubahan sosial dan kemajuan teknologi. Arifah mengatakan akan terus mendorong edukasi pengasuhan positif dan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung tumbuh kembang anak.


“Kalau pola asuhnya salah, anak bisa kehilangan kesempatan belajar tanggung jawab. Kita harus kembali pada nilai dasar pengasuhan yang menumbuhkan empati, disiplin, dan ketangguhan,” katanya.