Prabowo Gulirkan Wacana Presidential Club, Ini Komentar Wapres KH Ma'ruf Amin
Rabu, 8 Mei 2024 | 07:00 WIB
Jakarta, NU Online
Presiden Republik Indonesia (RI) terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto menggulirkan wacana presidential club atau perkumpulan mantan presiden untuk membahas urusan bangsa secara rutin.
Rencana Prabowo itu ditanggapi Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dengan menyarankan agar Prabowo melakukan pendekatan personal kepada para mantan presiden.
"(Presidential club) kan bisa dalam bentuk konsultasi antara presiden dengan mantan presiden secara personal, secara informal. Barangkali itu," katanya saat Kiai Ma'ruf saat ditemui di acara Halal Bihalal MUI di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, (7/5/2024) sore.
Sebetulnya, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2018 itu melihat konsep presidential club yang direncanakan Prabowo itu dibutuhkan usaha yang lebih besar lagi.
"Tentang presidential club, saya kira ide itu bagus saja. Hanya memang untuk mewujudkannya itu ya saya kira perlu ada upaya-upaya lebih besar lagi, lebih keras lagi," tambahnya.
Sementara terkait perkumpulan para wakil-wakil presiden, Kiai Ma'ruf memastikan belum ada wacana tersebut.
"Belum ada ide ke sana itu. Belum ada pikiran. Yang muncul itu kan presidential club," jelasnya.
Melansir Antara Koordinator Nasional Prabowo-Gibran Digital Team (PRIDE) Anthony Leong mengatakan bahwa rencana pembentukan presidential club sebagai ide yang brilian dari Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.
"Ini menunjukkan Prabowo punya visi mulia bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi Indonesia ke depan," kata Anthony.
Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu menilai kecintaan terhadap bangsa dan kedewasaan berpikir membuat Prabowo ingin agar dalam memimpin dan memajukan Indonesia bisa melibatkan para mantan Presiden RI.
"Prabowo seorang leader atau pemimpin. Leader itu tidak mau maju dan berhasil sendirian, tetapi berjalan dan berhasil bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, kehadiran presidential club diperlukan untuk menghadapi sejumlah tantangan yang dinilai akan semakin berat ke depannya. Terlebih, adanya kondisi geopolitik dunia bisa mempengaruhi kondisi Indonesia sehingga diperlukan kekuatan para elite untuk menjaga stabilitas nasional.
"Musuh kita itu di luar, bukan di dalam sehingga jika kita masih 'bertikai' di dalam, bagaimana kita mau bersaing dan mengalahkan musuh di luar sana? Jika energi kita habiskan untuk bertikai sesama anak bangsa, maka Indonesia tidak akan bisa bersaing dan mengalahkan musuh di luar sana," kata Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) itu.