Presidensi G-20, Indonesia Harus Mengorkestrasi Seluruh Potensi Bangsa
Ahad, 20 Maret 2022 | 11:00 WIB
Tangkap layar Seminar Nasional 'Presidensi G-20: Peran, Kontribusi dan Tantangan', Sabtu (19/3/2022) malam.
Jakarta, NU Online
Indonesia diharapkan mengorkrestrasi seluruh energi terbaiknya, seraya mengajak seluruh komponen bangsa untuk terlibat aktif mensukseskan presidensi G-20 pada tahun 2022 ini. Selain itu, Nahdlatul Ulama beserta seluruh elemennya juga diharapkan aktif untuk memaksimlkan potensi Presidensi G-20 saat ini.
Demikian pernyataan penting yang dirumuskan dalam seminar nasional Presidensi G-20: Peran, Kontribusi dan Tantangan yang diselenggarakan Klikcoaching bekerjasama dengan Yayasan Cendekia Muda Madani (AMADA), PCINU United Kingdom, dan TVNU pada Sabtu (19/3/2022).
Budy Sugandi, CEO Klikcoaching dan Co-Chair Y-20, mengungkapkan bahwa presidensi G-20 Indonesia 2022 merupakan momentum penting bagi Indonesia, dan juga memberi peluang bagi NU untuk berperan lebih aktif. "Indonesia mendapatkan kesempatan besar yang harus dimaksimalkan. Demikian pula, peran ormas semisal NU dan Muhammadiyah, perlu lebih aktif mengampanyekan perdamaian global. Ini bisa jadi momentum besar," ungkap Budy Sugandi.
Ia melanjutkan bahwa tema yang diusung pada tahun ini sangat strategis. "Presidensi G-20 Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger. Tema yang terdengar lebih konkret dan sesuai dengan kebutuhan pascapandemi Covid-19. Melalui forum G-20, Indonesia mengajak seluruh negara yang tergabung di dalamnya untuk saling bahu-membahu dalam menangani pandemi Covid-19. Sebagai tuan rumah, Indonesia menginginkan setiap negara saling mendukung untuk pulih secara bersama-sama dari pandemi serta bersama-sama tumbuh lebih kuat berkelanjutan," terang Budy yang juga Ketua Umum MES Tiongkok dalam sambutannya selaku penyelenggara seminar nasional tersebut.
Haryanto T Budiman, Direktur PT BCA dan Task Force Chair Integrity & Compliance B20 Indonesia 2022 menegaskan bahwa pihaknya mendukung pemerintah untuk mensukseskan presidensi G-20 dengan upaya maksimal. "Dari forum G-20 dari sisi bisnis, kami ingin memitigasi resiko serangan siber yang semakin meningkat belakangan ini. Di sisi lain, kami ingin meng-counter tantangan baru terkait money laundering dan terorisme finansial. Kita tahu, inovasi-inovasi semisal cryptocurrency ini aturannya belum ada, nah kami ingin agar ada aturan-aturan yang cukup dan memadai supaya kita atur ini," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan SDM PT Len Industri, Indarto Pamoengkas menegaskan bahwa pihaknya mendukung pemerintah Indonesia dari sisi inovasi industri pertahanan. "Kami ingin agar pada 2024, industri pertahanan Indonesia bisa masuk dalam Top 50 dunia, dengan total revenue sekitar 31,83 triliun rupiah. PT Len Industri, ketika pandemi berlangsung, kami juga mengembangkan inovasi yang mendukung bidang kesehatan untuk memerangi Covid19, yakni kami mengembangkan alat-alat pernafasan dan sebagainya," bebernya.
Pada titik yang sama, Nina Sulistyowati, Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya mendorong agar holding pangan bisa mendukung UMKM dan warung-warung kecil. Hal ini, menjadi upaya strategis untuk meningkatkan perekonomian Indonesia sekaligus mendorong ketersebaran kesejahteraan.
"Jadi sasaran utama kami ini warung pangan, yang menggabungngkan warung-warung kecil, toko kelontong serta resto dan kafe-kafe kecil. Kami membangun sebuah platfrom agar mereka bisa tergabung dengan mudah dengan Warung Pangan," kata Nina.
Dari aspek investasi, ketersediaan infrastruktur dan lapangan pekerjaan, pemerintah Indonesia mendorong terciptanya pertumbuhan kawasan-kawasan industri yang dikelola secara profesional dengan teknologi modern. Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Ahmad Fauzie Nur menegaskan bahwa pihaknya mendukung pemerintah dan berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri dan perluasan lapangan pekerjaan. PT KIW beroperasi di Semarang, Batang dan Brebes.
"Kami mengembangkan di Semarang dan Batang, dan sebentar lagi di Brebes sesuai amanat pemerintah pada 2019 lalu. Insyaallah multi player-effect-nya besar untuk peningkatakan ekonomi dan kesejahteraan warga. Ini berkah bagi Indonesia," ungkapnya.
Solusi energi
Presidensi G-20 juga mendorong adanya solusi untuk energi yang ramah lingkungan, serta upaya terus menerus menjaga alam. Nelwin Aldriansyah, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menekan penggunaan energi fosil serta mendorong perbaikan lingkungan dengan penggunaan energi ramah lingkungan.
"Selain menggunakan energi panas bumi, ke depan kami akan mengembangkan bisnis-bisnis baru yang juga merupakan turunan dari geothermal, semisal agrobisnis dan geothermal tourism," kata Nelwin.
Dari semua aspek ekonomi, investasi, energi dan infrastruktur logistik, membutuhkan ketersediaan teknologi yang bisa diandalkan. Sitta Rosdaniah, Koordinator Fungsi Analisis Ekonomi dan Sektor Industri Kementerian BUMN menegaskan bahwa pihaknya BUMN berfungsi sebagai tulang punggung pemerintah dalam penyediaan teknologi, energi serta perbaikan sektor ekonomi.
"Teknologi diinginkan menjadikan manusia semakin sejahtera. Jadi teknologi ini harus andal, terjangkau dan inklusif. BUMN dalam posisi berperan aktif mendorong hadirnya teknologi ini. Dalam pemulihan ekonomi nasional, kita juga terdepan dalam membantu pemerintah. Misalnya, mendorong adanya vaksin, kesiapan rumah sakit dan juga mendorong adanya energi untuk Indonesia," ungkap Sitta.
Dari seluruh potensi bangsa yang ada, Indonesia harus mengerahkkan kekuatan terbaiknya untuk memaksimalkan presidensi G-20 saat ini. Komisaris Independen BSI Arief Rosyid Hasan menegaskan bahwa momentum presidensi G-20 pada tahun ini harus dimanfaatkan secara maksimal. "Kita harus mengerahkan sumber daya, seluruh potensi harus dimaksimalkan," terangnya.
Sejalan dengan ini, energi semangat harus dikoneksikan dengan energi generasi muda untuk terus belajar dan memaksimalkan mindset bertumbuh. Analisa Widyaningrum, Psikolog dan CEO APDC Indonesia mendorong agar generasi muda terus semangat untuk mengembangkan diri dan bertumbuh, agar momentum G-20 tetap menjadi kesempatan emas bagi Indonesia.
"Kita jangan terjebak pada level out-side in terus, menyalahkan pemerintah dan orang lain. Jadi mindset dan karakteristik yang kuat inilah yang akan mendorong generasi Indonesia tetap sukses terus," ungkap Analisa yang juga merupakan alumni Djarum Beasiswa Plus.
Presidensi G-20 pada 2022 ini, lanjut dia, harus dimaksimalkan dengan mengerahkan seluruh potensi bangsa, untuk menguatkan ekonomi, kesehatan, teknologi juga perbaikan kemanusiaan.
Editor: Kendi Setiawan