Prof Abdurrahman Kasdi: Meski Penting, Literasi Digital Perlu Diwaspadai
Kamis, 25 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Prof Abdurrahman Kasdi (tengah) sedang berbicara dalam seminar Literasi Digital yang diinisiasi RMI PBNU dan Kementerian Kominfo. (Foto: YouTube TVNU)
Jakarta, NU Online
Pentingnya literasi digital saat ini terus digaungkan di berbagai media dan terus disoroti oleh berbagai tokoh. Salah satunya Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Prof Abdurrahman Kasdi yang juga mengingatkan kewaspadaan dengan adanya literasi digital.
Baca Juga
Literasi Digital untuk Generasi Milenial
“Literasi digital itu penting, bagaimana kita memahami tentang perkembangan digital, sampai pada era disrupsi. Bahkan, kita bisa menguasai itu. Tapi dalam berdigital juga harus hati-hati karena digital itu mirip pisau,” tuturnya dalam acara Literasi Digital yang diinisiasi RMI PBNU dan Kementerian Kominfo yang ditayangkan YouTube TVNU, Rabu (24/8/2022).
“Pisau itu bisa digunakan untuk memotong daging, bawang, sayur, dan lainnya. Tapi kalau salah memakainya, bisa berbahaya,” sambung Prof Dur, sapaan akrabnya.
Prof Dur menuturkan bahwa saat ini ada istilah jejak digital, sehingga ketika tidak hati-hati dapat membahayakan diri sendiri saat menjadi orang penting, karena jejak digitalnya akan terlihat.
Baca Juga
Mendorong Literasi Digital Warga NU
“Di satu sisi banyak kelebihan, namun di sisi lain harus berhati-hati dengan literasi digital, jangan sampai salah menggunakan,” papar profesor termuda di IAIN Kudus ini.
Prof Dur menjelaskan, literasi adalah pemahaman dan kesadaran diri tentang upaya mencari rujukan yang paling benar. “Literasi bisa berupa digital, namun bisa juga literasi keuangan dan literasi agama,” paparnya.
Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 25 Februari 1976 ini menambahkan, bagi yang telah berkeluarga maka harus paham literasi keuangan. Jangan sampai termakan iming-iming pinjol (pinjaman online) yang kerap menjerat itu.
“Literasi keagamaan juga tidak kalah penting karena mengaji itu akan mendapatkan ilmu dari sumber utamanya. Kadang belajar kitab tertentu untuk mencari sanad juga penting karena sekarang banyak orang yang sekedar mencari rujukan lewat google, dan itu membahayakan,” tandasnya.
Wakil Ketua PCNU Demak periode 2017-2022 ini menambahkan bahwa mencari rujukan dari sumber utama merupakan bagian dari nilai agama. Karena kalau tidak ada sanad, maka setiap orang bisa berbicara sesuka hatinya. Ini jelas berbahaya bagi masyarakat awam.
“Literasi dalam konteks apapun itu penting, termasuk literasi digital yang berbasis internet. Dalam konteks yang lebih jauh lagi di era disrupsi itu adalah era di mana terjadi perubahan-perubahan besar tak disadari, sehingga kita selalu hidup pada perkembangan yang mengikutinya,” terang Prof Dur.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori