Prof Quraish Shihab Sebut Gus Baha Orang Alim Besar tapi Sembunyi
Selasa, 5 Desember 2023 | 22:00 WIB
Prof Quraish Shihab dan Gus Baha dalam acara bertajuk Ngaji Bareng Prof Quraish Shihab dan Gus Baha: Meneladani Khazanah Tafsir Al-Qur'an di Indonesia, Senin (4/12/2023). (Foto: tangkapan layar Youtube Universitas Islam Indonesia)
Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia Profesor Quraish Shihab melemparkan pujian kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Ia menyebut Gus Baha sebagai sosok alim yang rendah hati.
"Ini (Gus Baha) orang alim besar, tapi sembunyi diri," ungkap Prof Quraish seperti dikutip NU Online dari tayangan di Youtube Universitas Islam Indonesia, Selasa (5/12/2023).
Momen Prof Quraish Shihab memuji Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu terekam saat sedang mengisahkan Syekh Muhammad Rasyid Ridha ketika menuliskan tafsir Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 15 dalam tafsir Al-Manar.
"Saya teringat itu Syekh Muhammad Rasyid Ridha di dalam Tafsir Al-Manar, dia menulis tafsirnya untuk majalah Al Manar. Sering kali dia tidak dapat merujuk ketika menulis," terangnya.
Ketika hendak menyebutkan satu ayat yang berkaitan, Prof Quraish sempat lupa dan terhenti.
"Maka ketika dia menulis tentang itu, sepanjang ingatan saya, e... ya'tina, e... subhanallah," ucap dia.
Mendapati itu, Gus Baha yang berada di sebelah Prof Quraish, spontan melanjutkan ayat yang hendak diucapkan Prof Quraish.
"Walla ya'tina al-fahisyata min nisa'ikum," kata Gus Baha, lirih.
Mendengar jawaban itu, Prof Quraish spontan menimpali, "Ini orang alim besar tapi sembunyi diri," ujar dia.
"Dia (Syekh Muhammad Rasyid Ridha) katakan itu untuk sesuatu yang buruk. Ya'tina al-fahisyata sesuatu yang buruk. Rasyid Ridha kita hormat, tapi karena tidak hati-hati, dia salah," sambungnya.
Gus Baha Pewaris Syekh Nawawi Al-Bantani
Lebih lanjut, Prof Quraish menyebut bahwa Gus Baha sebagai pewaris keilmuan Syekh Nawawi Al-Bantani. Hal ini disampaikannya ketika sedang menerangkan tentang superioritas dalam bidang agama yang tidak hanya milik orang Arab.
Ia memberikan contoh kehebatan Syekh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama Indonesia yang mendapat kedudukan tinggi dalam keilmuan agama.
"Syekh Nawawi Al-Bantani ini orang sangat istimewa. Jangan pernah menduga bahwa yang superior dalam bidang agama itu orang Arab. Beliau gurunya orang Arab sampai dikenal Sayyidu Ulama' al-hijaz, beliau diminta mengajar di Al-Azhar. Orang dari mana? Dari serang. Ini pewarisnya (menunjuk Gus Baha)," ungkap Prof Quraish
Prof Quraish juga mengajak untuk tidak meremehkan potensi bangsa Indonesia dalam hal keilmuan agama. Ia mencatat, keinginan belajar adalah kunci untuk melebihi bangsa-bangsa lain, dan menegaskan bahwa Indonesia mampu menjadi contoh toleransi. Bahkan, mendapat perhatian dari ulama-ulama dari luar negeri.
Ia membanggakan keragaman di Indonesia, di mana orang luar mempelajari Pancasila dan menghargai toleransi sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
"Kita mampu, yang penting kita mau untuk itu. Orang mempelajari Pancasila, terkagum-kagum. Bukan negara agama, bukan juga negara sekuler, itu ulama-ulama kita. Kita mampu yang penting kita mau untuk itu," pungkasnya.