Gus Baha Kisahkan Ulama Anti Maulid, Ia Berubah Setelah Lihat Rasulullah
NU Online Ā· Rabu, 20 Oktober 2021 | 12:00 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menceritakan kisah Syekh Ibnu Hajar al-Haitami yang dikatakan berjumpa dengan Rasulullah saw di majelis maulid.
Mulanya, kata Gus Baha, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami sangat mengharamkan nasyid (lagu-lagu yang memuji nabi). Ia berkali-kali ingkar kepada beberapa habaib dan ulama pada saat membaca Barzanji ketika sampai tharaban.
Suatu ketika, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menghadiri sebuah acara maulid. Spontan, Ibnu Hajar turut menggerakkan badan karena tersentuh asyiknya.
āLalu, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami ditanya: āKenapa Anda ikut bergoyang, padahal Anda mengharamkannya?ā Syekh Ibnu Hajar lalu menjawab: āSekarang saya tidak mengharamkan dan akan ikut. Saya melihat Rasulullah di majelis ini melakukan itu,ā terang Gus Baha pada tayangan Santri Gayeng dilihat NU Online, Selasa (19/10/2021) malam.
Lebih lanjut, kendati secara lahiriah Rasulallah saw telah wafat, pada hakikatnya ia tidak pernah meninggalkan umatnya, karena makna dari ruh sendiri adalah kehidupan.
āJika jasad ditinggal ruh itu dinamakan mati, maka ruh ini bisa disifati mati apa tidak? Tidak, sebab ruh itu maknanya kehidupan,ā ujar Kiai asal Kragan, Narukan, Rembang itu.
Kemudian, sambung Gus baha, hal itu dikuatkan dengan tidak digunakannya dhamir ghaib seperti pada bacaan tahiyat yang diucapkan selama ini, yakni Assalamuāalaika.
āPakainya alaika, padahal nabi sudah tidak ada. Karena tidak adanya beliau itu secara lahir. Hakikatnya, nabi masih di hadapan kita. Sehingga, kita kalau salam mengucapkan assalamuāalaika,ā ungkap santri kinasih KH Maimoen Zubair itu.
Rasulullah saw, lanjut Gus Baha, adalah pemimpin para syuhada. Diketahui bahwa para syuhada tetap hidup sebagaimana termaktub dalam QS Ali āImran ayat 169: Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka tetap hidup di sisi Tuhannya dan mendapatkan rezeki.
āRasulullah saw adalah pemimpin para syuhada. Kalau sekadar mati syahidnya orang biasa saja masih tetap hidup, apalagi Rasulullah sang sayyidus syuhada (pemimpin para syuhada). Tentu Rasulullah itu hidup,ā pungkas Gus Baha.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua