Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan melalui LP Ma’arif NU bisa lahir SMD dan kader-kader yang andal. (Foto: Dok Istimewa)
Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menilai pada usia ke-91 tahun ini merupakan usia matang dan dewasa bagi LP Ma’arif NU. Ia mengingatkan LP Ma’arif NU didirikan sebagai cita-cita NU yang diinisasi para pendiri untuk melahirkan gagasan pendidikan. Gagasan ini juga merupakan amanat besar kelahiran NU.
"Gagasan itu (bidang pendidikan) dibuktikan dengan kelahiran LP Ma'arif NU. Bahwa pendidikan adalah amanat besar dalam kelahiran NU, diharapkan melalui LP Ma’arif NU bisa lahir SDM dan kader-kader yang andal," kata Kiai Mifachul Akhyar pada peringatan Harlah ke-91 LP Ma’arif NU yang diadakan secara virtual, Sabtu (19/9).
Kiai Miftach meneruskan, semangat menciptakan SDM dan kader yang unggul telah dicontohkan para muasis untuk berada di satu komando hingga lahirlah NU. "Maka amanat ini harus diwujudkan, LP Ma'arif NU menyentuh madrasah di NU perlu ditingkatkan sehingga apa yang menjadi gagasan ini mencapai cita-cita yang mulia," ungkapnya.
LP Ma’arif NU harus betul-betul digunakan untuk menggali dan menggali serta memberi konsep besar untuk cita-cita yang besar. Ini diharapkan menjadi poin untuk peningkatan yang memadai sekaligus SDM yang mumpuni menghadapi zaman yang penuh dengan perebutan kesempatan, sehingga LP Ma’arif NU terus untuk memberi nilai serta mewarnai di tengah masyarakat. Pada akhirnya hal itu betul-betul Ma'arif menuju kebanggaan para muasis.
Ketua Ma’arfif NU, H Zainal Arifin Junaidi mengatakan pada peringatan Harlah ke-91 ini, LP Ma’arif membagikan 91 ribu masker, berbagai perlombaan, dan festival secara daring. Apresiasi dan ucapan selamat datang dari tokoh, termasuk juga lintas agama.
Harlah kali ini juga menjadi paling istimewa dalam sepanjang sejarah LP Ma’arif NU, karena dilakukan secara online, namun tidak mengurangi semangat. Dari itu, LP Ma’arif NU tidak diragukan lagi makin mantap bekrhidmat untuk negeri.
Pendidikan tetap berjalan
Arifin Junaidi menegaskan pendidikan tak boleh berhenti meski adanya pandemi Covid-19. Wujud dari keyakinan itu, kata dia, semua pihak melakukan berbagi inovasi, termasuk transformasi dalam proses pembelajaran yang semula di sekolah saat ini belajar dari tumah. Kondisi ini membuat para orang tua dengan gigih mendampingi anak-anak mereka belajar dari rumah.
Ia pun menyampaikan pada harlah kali ini semangat mendidik kader terus dijaga oleh LP Ma’arif. Terdapat beberapa hal yang harus diwujudkan terkait hal itu. Pertama, menghadrikan pendidikan Islam berkualitas, seperti dicontohkan KH Hasyim Asy’ari dengan mendirikan pesantren yang menjadi pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Kedua, dalam cara mengajar dan belajar.
Gagasan pendidikan pesantren adalah hal yang sangat jenius terbukti dengan adanya kitab Adabul Alim Muataalim yang terdiri dari delapan bab, dikelompokkan dalam tiga bagian penting. Ketiganya adalah signifikansi pendidikan, tanggung jawab murid, dan tanggung jawab guru. Lewat kitab tersebut diingatka, guru yang sukses dalam pembelajaran dan murid agar menempatkan belajar mengajar sebagai perjalanan sufistik, bersih jasmani, dan rohani.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan