Nasional

Rancangan Ahwa Sementara Hanya Diberlakukan untuk Pemilihan Rais Aam

Selasa, 9 Juni 2015 | 05:01 WIB

Jakarta, NU Online
Rancangan konsep Ahlul Halli Wal Aqdi atau Ahwa dalam pemilihan pucuk pimpinan NU sementara ini hanya diberlakukan untuk pemilihan Rais Aam dan bukan untuk Ketua Umum PBNU. Penerapan Ahwa untuk pemilihan Rais Aam dinilai mendesak dan harus diterapkan pada Muktamar NU di Jombang.<>

“Ahwa dapat diperlakukan juga untuk tanfidziyah. Tapi menimbang berbagai masukan, yang terpenting dan mendesak adalah untuk Syuriyah. Namun jika dikehendaki untuk tanfidziyah juga akan lebih baik lagi,” kata Ketua Komisi Organisasi Muktamar ke-33 NU H Aji Hermawan melalui saluran elektronik, Ahad (7/6) lalu.

Menurut Wakil Sekjen PBNU ini, mekanisme sementara yang telah dirancang berdasarkan hasil Rapat Pleno PBNU di Wonosobo, Munas  Alim Ulma NU di Jakarta dan beberapa kali kegiatan pra muktamar, masing-masing PCNU dan PWNU akan mengusulkan 9 nama kemudian diambil 9 orang dengan perolehan suara yang tertinggi. Sembilan nama inilah yang akan memilih Rais Aam.

“Mekanismenya memang belum disepakati. Namun dari masukan ketika pra muktamar, panitia diharapkan dapat menyediakan list ulama yang dapat dipilih beserta biografi ringkasnya. Namun daftar ini tidak mutlak. Artinya kalau ada yang masuk di luar dari daftar yang ada juga boleh,” ujarnya.

Karena Ahwa baru akan diterapkan pada Muktamar kali ini, teknis pemilihan akan disimulasikan terlebih dahulu sehingga efisien dan terjaga akuntabilitasnya bagi muktamirin. “Mau tidak mau penggunaan IT jadi keharusan,” tambahnya.

Sebelumnya Wasekjen PBNU Imdadun Rahmat mengatakan, soal Ahwa harus dituntaskan di Munas NU 14-15 Juni 2015 mendatang di Jakarta. Mengutip pernyatakan Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin, menurutnya, persoalan Ahwa akan jernih kalau pembahasnya adalah pengurus syuriyah PWNU se-Indonesia. (A. Khoirul Anam)

 

Foto Dokumen: KH Abdurrahman Wahid bersalaman dengan KH MA Sahal Mahfudh disaksikan KH Ilyas Ruchiyat.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait