Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengenang kedekatan dengan Kiai Syawal Suro, Rais Syuriah PCNU Pasaman Barat, Sumatera Barat. (Foto: Istimewa)
Palembang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengenang kedekatan dengan Kiai Syawal Syuro, Rais Syuriah PCNU Pasaman Barat, Sumatera Barat yang wafat saat perjalanan menuju acara Harlah Ke-99 NU wilayah barat di Palembang Sumatera Selatan. Gus Yahya menyatakan, walau belum lama mengenal sosok Kiai Syawal, ia merasakan kedekatan seperti sudah lama saling mengenal.
Hal ini disampaikannya saat acara Silaturahmi dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama se-Sumatera jelang puncak Harlah Ke-99 NU wilayah barat di Komplek Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (3/3/2022) malam.
Gus Yahya pun mengisahkan bahwa sebelumnya ia sudah mendengar kondisi Kiai Syawal yang sedang dalam kondisi kurang sehat. Namun demi NU, Kiai Syuro membulatkan tekad untuk berangkat ke Palembang. Namun Allah berkehendak lain saat perjalanan, Kiai Syawal dipanggil oleh Allah swt.
“Untuk Kiai Syawal Syuro, lahul fatihah,” kata Gus Yahya memimpin pembacaan Al-Fatihah untuk Kiai Syuro.
Dalam pandangan Gus Yahya, Kiai Syawal adalah sosok yang memiliki selera humor. Ia pun sering bergurau dengan Kiai Syawal dan menyebutnya sebagai “Kiai Empat Bulan”. “Karena dari bulan Syawal sampai Syuro selisih empat bulan,” kenangnya.
Sementara berdasarkan informasi yang diterima NU Online, Kiai Syawal Syuro meninggal dunia usai salat jamak di Masjid Raya Tebo, Jambi, Rabu (2/3/2022). Beliau sempat memimpin doa, saat Tim PWNU dan PCNU se-Sumatera Barat berkumpul di Universitas Negeri Padang (UNP) akan bertolak ke Palembang.
Saat kondisi kesehatan memburuk dalam perjalanan, rombongan sempat membawa Kiai Syawal ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) STS Tebo. Setelah dicek secara medis, Kiai Syawal telah dipanggil Allah SWT. Jenazahnya pun akhirnya diberangkatkan menggunakan ambulans kembali ke Sumatera Barat didampingi beberapa pengurus PWNU Sumartera Barat dan PCNU Pasaman Barat.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan