Saat Mbah Maimoen Beri Penekanan kepada Tim Bahtsul Masail Munas NU Lombok
Selasa, 6 Agustus 2019 | 13:35 WIB
Menurut Kiai Mujib, saat itu ulama yang kerap disapa Mbah Maimoen ini datang langsung ke lokasi Munas NU. Kedatangannya untuk mengingatkan panitia agar tidak keras ke negara tentang pembahasan Status Anak dan Hak Anak Lahir di Luar Perkawinan.
“Itu beliau betul-betul wanti-wanti kepada panitia, khususnya kepada saya sebagai kordinator bahtsul masail. Yang disampaikan beliau intinya kita gak boleh galak-galak kepada negara. Jadi artinya kalau sudah jadi keputusan negara, itu jangan sampai terjadi kontradiksi, jangan sampai kita menantang negara,” terang Kiai Mujib.
Menurutnya, cara Mbah Maimoen itu ingin menyampaikan kepada semua pihak bahwa beragama tidak harus bertentangan dengan bernegara. Begitu juga sebaliknya. Untuk itu, agar tidak terjadi pertentangan, maka langkah yang dilakukannya, ialah dengan cara mencari jalan tengah.
“Masih ada jalan tengah untuk tidak kontradiksi antara kepentingan agama dan negara. Pasti ada pendapat-pendapat yang mengkompromikan itu. Itu PR betul dari beliau, sehingga kemudian musyawirin dalam bahtsul masail juga menemukan (ta’bir tentang jalan tengah itu),” terangnya.
Baginya, sikap yang ditunjukkan Mbah Maimoen merupakan wujud dari sosok yang memiliki kedalaman ilmu fiqih dan cinta tanah air.
Sebagaimana diketahui, hari ini bangsa Indonesia sedang berduka atas wafatnya Mbah Maimoen. Ulama asal Sarang, Rembang, Jawa Tengah ini wafat di sela menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8).
Mbah Maimoen merupakan salah satu dari anggota Ahlul Hall wal Aqdi (Ahwa) pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 lalu.
Mbah Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqih. Hal ini karena Mbah Maimoen menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih. (Husni Sahal/Fathoni)