Santri Aceh Juara Lomba Musabaqoh Kitab Kuning, RMI PBNU Beri Hadiah Umrah
Jumat, 25 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Ibnu Mulqan berasal dari LPI Mudi Mesjid Raya Samalanga Aceh berhasil juara 1 lomba musabaqoh mengajar kitab kuning yang digelar RMI PBNU. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) telah menggelar grand final pada 24 Oktober 2024, perlombaan salah satunya lomba musabaqoh mengajar kitab kuning klasik untuk memeriahkan Hari Santri 2024 di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.
Hasil grand final yang diumumkan ketua panitia musabaqoh RMI PBNU, Ahmad Shofie Azzaki menyampaikan keputusan lomba bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, menetapkan juara 1 lomba musabaqoh mengajar kitab kuning klasik yaitu Ibnu Mulqan berasal dari LPI Mudi Mesjid Raya Samalanga Aceh. Ibnu juga memenangkan peserta terbaik dengan hadiah utama yaitu umrah.
Ibnu menyampaikan rasa senang dan bahagia bisa menjuarai lomba musabaqoh mengajar kitab kuning hingga menjadi peserta terbaik yang diselenggarakan oleh RMI PBNU.
“Perasaannya mungkin senang, terharu ada juga, tidak bisa bayangkan, mungkin cuman yang saya bayangkan, cuman datang ke Jakarta ini tidak berharap apa-apa, tetapi alhamdulillah Allah berikan sampai peserta terbaik bisa mendapatkan umroh, sangat senang,” ujar Ibnu kepada NU Online di Aula lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta pada Kamis (24/10/2024).
Ia menambahkan bahwa sudah mempersiapkan lomba tersebut dengan mengulang kitab Fathul Qorib sesuai dengan ketentuan dari panitia, mengulang nadzam alfiyyah dan nahwu.
“Persiapannya kemarin di Pondok ini di kantor Lanjah Bahtsul Masil (LBM), saya ini kembali mengulang kembali kitab Fathul Qorib Al-Mujib, kemudian mengulang kembali nadzam-nadzam alfiyah, Adapun ilmu-ilmu nahwu dan lain sebagainya, semua untuk persiapan di RMI PBNU ini,” ungkapnya.
Ibnu menyampaikan bahwa menempuh ilmu di Pondok Pesantren Mudi Mesjid Raya sudah tujuh tahun dan selalu mengulang pelajaran dan mendalami ilmu yang telah diajarkan oleh para kiainya. Sehingga, pada perlombaan tersebut ia hanya mengingat dan mendalami kembali pelajaran yang sudah dipelajari.
“Latihannya mungkin untuk lomba ini sekitar satu bulan gitu, tapi untuk mengulangnya saya sudah tujuh tahun di pondok pesantren di Mudi Mesjid Raya,” pungkasnya.
Ia berharap dan mengajak untuk para santri selalu bersemangat dalam mengaji dan takzim kepada para kiai dan para guru.
“Harapan untuk santri lain, ini effort ini sangat luar biasa sangat bagus untuk diikuti agar semua santri ini kembali bersemangat dalam mengaji untuk takzim pada kiainya karena apapun yang kita dapat kan ini merupakan berkah takzim kepada para guru-guru kita,” ujar Ibnu.