Jakarta, NU Online
Pengurus Mustasyar PBNU, KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa kalangan santri dan kiai Nahdlatul Ulama telah memperjuangkan dan mendeklarasikan kemerdekaan negara Indonesia sebelum negara ini diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Buktinya dalam lagu Hubbul Wathon Minal Iman, atau lagu yang ramai dikenal dengan lagu Yaa Lal Wathon yang dikarang KH Wachab Hasbullah pada tahun 1916, perjuangan terhadap kemerdekaan Indonesia sudah dikumandangkan secara luas.
“Santri-santri sudah melagukan lagu Indonesia negeriku dan sudah diajar untuk membela negara ini jauh sebelum Indonesia merdeka. Kata Indonesia sudah disebutkan dalam lagu Yaa Lal Wathon dan para kiai sudah mengajak santri untuk berjuang memerdekakan Indonesia,” kata KH Ma’ruf Amin di Kantor PBNU dalam acara Istighosah Kubro, Rabu (31/10).
Karena perjuangan para santri terhadap NKRI sudah terjadi sejak sebelum kemerdekaan, maka tidak heran jika para santri berada paling depan untuk membela NKRI hingga saat ini. “Dalam lagunya sudah sudah disebutkan bahaw siapa yang mengancam, ‘akan hancur binasa di bawah dulimu’, karena akan berhadapan dengan santri NU,” ujarnya.
Oleh karena itu, tanggung jawab sejarah inilah yang membuat para santri memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan Pancasila dan UUD 45. Hal ini berarti, kelompok yang bertujuan mengganti dasar negara dengan selain Pancasila akan berhadapan dengan santri NU.
Pancasila sendiri menurutnya meruakan kesepakatan antara stakeholder di Indonesia sejak pendirian negara. “Pancasila itu kesepakatan, solusi dan titik temu dari seluruh kelompok bangsa di negara ini. Kalau tidak ada kesepakatan maka belum tentu terbentuk NKRI ini. Karena ada kelompok nasionalis sekuler minta negara sekuler, kelompok Islam minta negara Islam. Namun dengan adanya Pancasila kita semua bisa bersatu,” pungkasnya. (Ahmad Rozali)