Jakarta, NU Online
Ketua PBNU H Imam Aziz selaku ketua panitia Muktamar NU menyatakan rasa syukur atas perbincangan publik perihal Muktamar Ke-33 NU. Menurut Imam, tujuan sayembara logo selain mencari logo terbaik adalah menarik perhatian publik untuk mengikuti rangkaian muktamar mulai dari sebelum hingga setelah muktamar NU.
<>
“Di luar sana di publik, muktamar sudah ramai. Kita sangat senang Muktamar NU diperbincangkan di publik. Sebenarnya tujuan sayembara logo muktamar itu ya di situ itu; menyedot perhatian publik. Gampangnya, untuk syiar muktamar,” kata Imam Aziz saat menerima masukan-masukan perihal logo pemenang pada rapat panitia muktamar di Jakarta, Senin (9/3) sore.
Menurut Imam, nilai tambah dari logo ini adalah karena ia dipilih dewan juri dari 349 logo peserta sayembara. Dewan juri memilih logo ini dengan catatan bahwa panitia muktamar NU perlu melengkapi logo ini dengan sedikit memberikan kejelasan ke-NUannya.
“Nanti kita akan tambahkan simbol jagad NU atau bintang sembilan di bagian mananya. Kita juga yang jelas akan memasukkan waktu dan tempat muktamar NU pada logo ini,” kata Imam.
Menurut Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Masudi, gambar ini bukan lambang NU tetapi hanya logo muktamar. “Logo ini dipilih oleh para ahlinya sesuai dengan standar estetika yang tinggi. Mengenai kekurangan pada logo ini, kita tinggal memperkuat perspektif NU-nya.”
Sementara Rais Aam KH A Musthofa Bisri mengatakan bahwa tujuan sayembara logo ini memang diadakan untuk keperluan muktamar. “Buat apa diadakan sayembara kalau tidak dipakai?” kata Gus Mus yang mengusulkan pihak panitia untuk menambahkan warna merah dan putih pada logo tersebut.
Pengurus harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU menetapkan logo ini sebagai logo Muktamar Ke-33 NU di Jombang. Pihak panitia tengah mengatur jadwal dengan pencipta logo untuk menjalankan amanah berupa catatan-catatan yang menjadi panduan penyempurnaan. (Alhafiz K)