Sebulan 5 Kapal Pengungsi Rohingya Mendarat di Aceh, Begini Kondisi Terbaru Mereka
Rabu, 22 November 2023 | 17:45 WIB
Gelombang pengungsi Rohingya baru tiba di Sabang, Rabu (22/11/2023). Pengungsi Rohingya yang tiba di Sabang ini merupakan kapal kelima selama bulan November 2023. (Foto: NU Online/Reza)
Sabang, NU Online
Pejabat United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) Indonesia, Munawaratul Makhya menjelaskan pada bulan November 2023 ini sudah 5 kapal pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh. Rinciannya 3 kapal di Kabupaten Pidie, 1 kapal di Bireun, dan 1 kapal di Sabang. Keseluruhan dipastikan lebih dari 1.000 pengungsi yang sudah mendarat di Aceh.
Menurut dia, kendala paling besar adalah shelter penampungan walaupun kemarin sudah ditetapkan di eks kantor imigrasi Lhokseumawe, tapi kapasitasnya sangat terbatas.
"Shelter Mina Raya di Pidie juga sudah melebihi kapasitas. Jadi kita mendorong koordinasi dan kolaborasi berbagai pihak untuk menyepakati alternatif-alternatif tempat di Provinsi Aceh," ujar Munawaratul Makhya kepada NU Online, Rabu (22/11/2023).
Pihaknya juga sangat mengapresiasi solidaritas masyarakat lokal yang telah membantu menampung, bahkan ada yang membawa pakaian dan makanan kepada pengungsi. "Ini sangat berarti bagi para pengungsi," ucap Makhya.
Sementara itu, Asisten 1 Pemerintah Kota Sabang, Nauval menerangkan, berdasarkan koordinasi dengan pihak UNHCR, para pengungsi akan dimobilisasi menuju pelabuhan Balohan, lalu lanjut penyeberangan dengan kapal ferry dan saat di Banda Aceh akan di jemput dengan bus untuk menuju Lhokseumawe.
"Alhamdulillah kalau makanan di sini sudah banyak pihak yang memberikan bantuan termasuk dari kita Pemkot Sabang, dan juga lembaga baitul mal, kemudian ada juga bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya di Sabang," kata Nauval.
Dia menjelaskan, pengungsi Rohingya diberangkatkan ke Lhokseumawe karena sesuai tempat penampungan yang ditunjuk oleh pemerintah provinsi Aceh.
Ratusan Muslim Rohingya telah tiba di provinsi Aceh dalam beberapa hari terakhir, dengan total populasi lebih dari seribu, setelah bertahun-tahun Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh yang mayoritas penduduknya Muslim atau dengan perahu kayu ke Malaysia, Indonesia, Thailand. 220 rombongan pengungsi Rohingya merupakan rombongan ketiga setelah sebelumnya 347 etnis Rohingya juga terdampar di Pidie.
Rombongan pertama pada Selasa (14/11/2023) di pesisir pantai Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie 200 orang, enam di antaranya melarikan diri. Sehari setelahnya, Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 pengungsi Rohingya atau rombongan keempat kembali mendarat di kawasan pantai Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.
Etnis Rohingya yang datang dari dua gelombang sebelumnya ke Pidie tersebut telah ditampung di kamp Yayasan Mina Raya Gampong Leun Tanjung Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie, Aceh.
Hingga Selasa (21/11/2023) malam, rombongan perahu kelima yang berisi sebanyak 219 pengungsi Rohingya mendarat di Ujungkarang, Pulau Sabang, Aceh, pukul 23.00 WIB.
Alasan warga lokal menolak pengungsi Rohingya
Menurut keterangan warga lokal, faktor yang membuat masyarakat lokal menolak para pengungsi tersebut, selain karena mereka sering keluyuran dan suka melarikan diri dari tempat penampungan, juga karena mereka tidak mengikuti aturan lokal.
Mereka terlihat kerap berduaan tanpa ikatan suami-istri setelah berada di Aceh. Sedangkan Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang menerapkan hukum Islam di mana berduaan bersama lawan jenis tanpa hubungan kekeluargaan adalah terlarang.