Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU HA. Helmy Faishal Zaini berpendapat bahwa Rangga Aqhsaal Mustaqhiim (10), memiliki jiwa ksatria dan kepahlawanan yang luar biasa, meski ia masih dalam kategori usia kanak-kanak.
“Di usia yang masih dini, ia melakukan apa yang disebut sebagai birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua, red.). Berbakti sepenuh hati menjaga orang tuanya,” katanya di Jakarta, Selasa (20/10).
Apa yang dilakukan Rangga merupakan cerminan dan keteladanan yang dilakukan oleh seorang anak kepada orang tuanya. “Nilai-nilai keteladanan dalam konteks birrul walidain ini menjadi salah satu ajaran yang ditekankan di Pesantren,” imbuhnya.
Dalam momentum Hari Santri 2020, pria pemilik akun YouTube HF Channel ini mengajak segenap santri untuk menjadikan Rangga sebagai salah satu teladan yang bisa dicontoh.
“Apa yang dilakukan Rangga, seyogyanya menjadi teladan bagi kita semua,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak mengambil pelajaran dari kejadian itu, bahwa merampas hak-hak seseorang dalam bentuk apa pun, dengan cara apa pun, adalah perbuatan yang nista sebagaimana yang dilakukan Samsul Bahri terhadap Rangga.
PBNU, lanjutnya, mendoakan agar Rangga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah sebagai seorang mujahid dan berharap semoga ia menjadi penolong orang tuanya di akhirat kelak.
“Atas nama warga NU, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Rangga. Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi wa’fu ‘anhu, Rangga teladan terbaik abad ini.” katanya.
“Rangga adalah anak saleh yang akan menjadi washilah (perantara, red.) penolong kedua orangtuanya”
PBNU, lanjutnya, telah memerintahkan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) untuk menjenguk keluarga Rangga dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Untuk diketahui, Rangga adalah bocah asal Aceh yang menjadi korban pembunuhan Samsul Bahri (46) yang akan merampas kehormatan ibunya, pada Jumat, 9 Oktober 2020 waktu menjelang subuh.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad