Nasional

Slogan “Kembali ke Qur’an-Hadits” Perlu Diluruskan

Rabu, 4 Juli 2012 | 12:26 WIB

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati menggunakan slogan “Kembali ke Qur’an-Hadis”. Sebab, kesalahpahaman dapat memicu tudingan, seolah para penganut mazhab melenceng dari Kitab Suci dan Sunnah Nabi.<>

Slogan tersebut kerap keluar dari kalangan anti-madzhab (alla madzhabiyah). Menurut mereka, sudah seharusnya umat Islam kembali kepada ajaran murni Islam dengan cara mengikuti al-Qur’an dan Hadits, bukan para ulama.

“Slogan kembali ke Qur’an dan Hadits itu slogan yang benar. Fain tanaza’tum fi syai’in farudduhu ilallaahi war rasul  (jika kalian berselisih dalam suatu perkara maka kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya). Persoalannya bukan pada slogan itu sendiri, tetapi slogan itu ketika diterapkan benar nggak nantinya,” tuturnya di Jakarta belum lama ini.

Menurutnya, untuk merujuk langsung ke al-Qur’an dan Hadits seseorang membutuhkan kredibilitas keilmuan yang memadai. Segenap prasyarat ijtihad harus terpenuhi guna menghindari keputusan agama yang berdasarkan kepentingan nafsu semata.Penggalian langsung pada sumber utama memerlukan seperangkat metodologi dan kaidah-kaidah penafsiran terpercaya. Selama ini, sejumlah sarana tersebut telah berhasil dirumuskan para ulama terdahulu.

“Karena ulama sekarang yang slogannya kembali ke Qur’an dan Hadits tidak menciptakan metodologi, maka penghargaan kepada ulama terdahulu itu menjadi niscaya bagi umat Islam di seluruh dunia,” tegasnya.

Ishomuddin menambahkan, keberikutan kepada ulama sesungguhnya mendapat legitimasi dari Nabi sendiri. Sehingga, selain kesadaran akan keterbatasan ulama sekarang, bermazhab merupakan pengamalan dari ajaran Islam itu sendiri.Dengan demikian, perlu pelurusan pemahaman tentang slogan tersebut, dengan mengutamakan sisi profesionalitas dalam tafsir agama. 

“Jadi, kita bukan nggak setuju dengan slogannya, tetapi kita nggak setuju ketika itu dipraktikkan oleh orang-orang yang bukan ahlinya,” ujarnya.


Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis     : Mahbib Khoiron


Terkait