Soroti Pengobatan Spiritual Gus Samsudin, Perhimpunan Dokter NU: Konsultasi pada Ahlinya
Selasa, 2 Agustus 2022 | 14:30 WIB
Jakarta, NU Online
Dugaan penipuan berkedok pengobatan spiritual terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kasus ini mulai terkuak saat seseorang bernama pesulap merah alias Marcel Radhival membongkar ilmu Kulhugeni milik Gus Samsudin yang ternyata sebuah trik sulap semata.
Menyoroti kasus tersebut pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Makky Zamzami meminta masyarakat untuk konsultasi kesehatan pada pakar atau ahlinya, bukan pada dukun abal-abal.
“Masyarakat itu perlu diedukasi bahwa setiap masalah mempunyai pakar atau ahlinya masing-masing. Itu termuat dalam Al Qur’an fas`alu ahla adz-dzikri inkuntum laa ta'lamuun. Dalam hal (kesehatan) ini pakar atau ahlinya sudah jelas, yaitu dokter,” terang Makky kepada NU Online, Selasa (2/8/22).
Menurut Makky, pada kasus Gus Samsudin secara jelas sudah terbukti menyimpang. Salah satunya, dari segi keahlian dia tidak berprofesi sebagai tenaga medis.
“Bisa dikatakan ahli medis kalau sudah tersertifikasi dan ada tempatnya, seperti rumas sakit, klinik, dan lainnya. Itu penting dipahami oleh masyarakat,” tutur pemilik Klinik Manar Medika, Depok itu.
Kemudian, dari segi psikologis, Makky menerangkan masyarakat bisa mendatangi psikolog atau psikiater yang kompeten untuk menangani sebuah masalah kesehatan mental atau emosional.
“Kalau misalnya butuh konsultasi secara emosional, ada psikolog, kiai (ahli hikmah) yang bisa diajak konsultasi terkait masalah-masalah kebatinan atau emosional,” terangnya.
Mendatangi kiai atau ahli hikmah untuk konsultasi kesehatan mental menurutnya lumrah dan diperbolehkan, asalkan pihak yang didatangi memiliki latar belakang keilmuan yang jelas dan diakui kealimannya.
“Meminta doa atau nasihat kepada kiai dalam bentuk konsultasi itu sah-sah saja. Tujuannya adalah meminta keberkahan dari kealiman beliau (kiai) dan sebagai wasilah kepada Allah swt,” ucapnya.
Dalam beberapa kasus, tambah dia, berkonsultasi atau meminta doa kepada kiai terbukti mujarab atau berhasil. Di samping itu, ikhtiar kebatinan juga perlu diimbangi dengan ikhtiar zahir, yaitu berobat ke ahli medis atau dokter.
“Kita akui bahwa terkadang penyakit itu bukan hanya penyakit lahiriyah saja, sehingga keberkahan dari orang-orang yang berkedudukan mulia dibutuhkan sebagai wasilah pengobatan psikologis,” imbuh Makky.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi