Jakarta, NU Online
Hari ini Kamis (28/7/2022), umat Islam telah memasuki akhir bulan Dzulhijjah 1443 H, tepatnya tanggal 28 Dzulhijjah 1443 H. Ini juga menandai akhir dari tahun 1443 H dan siap memasuki awal tahun, 1 Muharram 1444 H.
Di awal bulan pertama Hijriyah itu, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Bahkan puasa ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Dalam haditsnya, sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan Tiga Macam Puasa Muharram, Nabi Muhammad saw menyebutnya sebagai puasa Muharram setingkat di bawah puasa Ramadhan.
Baca Juga
Tiga Macam Puasa Muharram
Rasulullah saw berkata, "Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam."
Namun, dalam hadis tersebut tidak disebutkan puasa yang dimaksud itu di tanggal berapa atau setiap hari selama bulan Muharram.
Menjelaskan kapan puasa itu, Imam Almubarakfuri menguraikannya dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah atas Kitab Sunan Tirmidzi. Ia menulis, bahwa puasa di bulan Muharram ada tiga jenis sebagai berikut.
Pertama, puasa paling utama di bulan Muharram ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya, yaitu tanggal 9 dan 11. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.
Dari penjelasan di atas, umat Islam sangat dianjurkan untuk berpuasa di bulan Muharram pada tanggal 9, 10, dan 11. Jika tidak, umat Islam dapat menjalankannya di tanggal 9 dan 10. Namun, kalau hanya mencukupkan diri untuk puasa sehari, maka dianjurkan berpuasa di tanggal 10 Muharram.
Selain puasa di tiga tanggal tersebut, umat Islam juga dapat menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram pada tanggal-tanggal putih, yaitu saat bulan purnama. Puasa demikian ini biasa disebut puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa di tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulannya, termasuk Muharram.
Baca Juga
Sisi Keutamaan Bulan dan Puasa Muharram
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan