Tantangan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif menurut Ekonom
Ahad, 24 Desember 2023 | 07:30 WIB
Ilustrasi: Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak lepas dari tantangan yang mungkin muncul. (Foto: Freepik)
Jakarta, NU Online
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif yang manfaatnya didistribusikan secara adil, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun, hal itu tidak lepas dari potensi tantangan yang dapat muncul.
"Dalam beberapa kasus, pertumbuhan ekonomi yang cepat mungkin tidak selalu menciptakan kesetaraan ekonomi. Kadang-kadang, kesenjangan bisa semakin melebar jika distribusi manfaat pertumbuhan tidak merata," kata Ekonom Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Jaenal Effendi dalam wawancara dengan NU Online, Jumat (22/12/2023).
Jaenal mengatakan, di sisi lain, kebijakan publik dapat memainkan peran penting dalam mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat memberikan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung program pemerataan ekonomi, seperti investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
"Langkah-langkah seperti pajak yang adil, kebijakan pendidikan yang inklusif, dan perlindungan sosial dapat membantu mengurangi kesenjangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya pertumbuhan ekonomi dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan, kesetaraan ekonomi juga penting untuk memastikan bahwa manfaat pertumbuhan didistribusikan secara adil di seluruh masyarakat.
"Apakah lebih penting mengejar pertumbuhan ekonomi atau pemerataan ekonomi, tidak memiliki jawaban tunggal yang bisa diterapkan secara umum, karena prioritas ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan pembangunan suatu negara," tegasnya.
Sebelumnya, Jaenal mengatakan bahwa Presiden Ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lebih memilih mendahulukan kesetaraan ekonomi (economic equality) dibandingkan pertumbuhan ekonomi (economic growth).
Pilihan Gus Dur yang lebih fokus pada pemerataan ekonomi menurutnya patut diapresiasi. "Sebab, pemerataan ekonomi dapat dianggap sebagai tujuan yang lebih tinggi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata, dengan memastikan bahwa manfaat pertumbuhan didistribusikan secara adil," bebernya.
Selain itu, pemerataan ekonomi bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kekayaan antara kelompok-kelompok masyarakat, sehingga mencegah potensi konflik sosial. Sehingga, pemerataan dapat menyumbang pada stabilitas sosial, karena kesenjangan ekonomi yang tinggi dapat menghasilkan ketegangan dan ketidakpuasan di antara lapisan masyarakat yang lebih rendah.
"Upaya pemerataan ekonomi dapat mengurangi ketidaksetaraan, memberikan akses yang lebih adil terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta mempromosikan stabilitas sosial dengan mengurangi ketegangan ekonomi," ungkap Jaenal.