Nasional

Tarian Sufi Tarik Perhatian Peserta Jalan Sehat Hari Santri 2023

Sabtu, 21 Oktober 2023 | 10:30 WIB

Tarian Sufi Tarik Perhatian Peserta Jalan Sehat Hari Santri 2023

Whirling Dervishes atau tarian sufi Darwis dari Komunitas Kedai El-Rumi menarik perhatian para peserta Jalan Sehat Hari Santri 2023 di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (21/10/2023) pagi. (Foto: NU Online/Aldi)

Surabaya, NU Online

Whirling Dervishes atau tarian sufi Darwis dari Komunitas Kedai El-Rumi menarik perhatian para peserta Jalan Sehat Hari Santri 2023 di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (21/10/2023) pagi. 


Muhammad Wal Fajr bersama keempat muridnya membuat 'panggung' yang sangat sederhana di lokasi yang tak jauh dari Monumen Bambu Runcing di Jalan Panglima Sudirman, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya.


Pada posisi panggung yang cukup strategis itu, penampilan para penari sufi yang berputar dalam waktu lebih dari lima menit itu membuat peserta Jalan Sehat Hari Santri sejenak memberhentikan langkahnya.


Para peserta Jalan Sehat ini sebagian ada yang mengabadikan momen para penari sufi yang sedang berputar, sebagian lagi ada yang meminta berfoto bersama saat penari sufi itu istirahat.


"Kami dari Kedai El-Rumi Surabaya ingin menyemarakkan acara Jalan Sehat Hari Santri ini," kata Fajr kepada NU Online


Ia menjelaskan, komunitasnya itu berlokasi di Kecamatam Kenjeran. Tepatnya di Kelurahan Sukolilo Lor, Gang 6 Nomor 12. Di sana, Fajr bersama murid-muridnya berlatih, minimal satu kali dalam seminggu. 


Fajr mengaku terbuka kepada semua orang yang ingin bergabung dengan komunitasnya. Ia tak pernah memberi syarat berupa batasan umur. Asal ada niat untuk sungguh-sungguh belajar, dipersilakan bergabung. 


"Umur tak terbatas. Mulai anak SD kelas 1 sampai umur 50 tahun yang paling tua, ada. Pokoknya niat. Intinya niat aja. Kita nggak pernah ada kayak pendaftaran. Yang penting niat, datang, insyaallah sih syaratnya itu aja," kata Fajr. 


Menurut Fajr, untuk bisa lancar menari sufi dibutuhkan niat, fokus, dan konsentrasi. Sebab tarian sufi ini bukanlah keahlian yang harus diasah setiap hari. 


"Kita harus niat sungguh-sungguh, terus kita fokus, konsentrasi, khusyuk, itu yang membuat cepat orang bisa tari sufi," katanya. 


Saat ditanya apakah semua anggota Komunitas Kedai El-Rumi Surabaya adalah para santri, ia kemudian mengaku bukan seorang yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Bahkan, Fajr semula adalah anak jalanan yang lalu belajar agama pada sekitar 13 tahun lalu. 


"Nggak juga (alumni pesantren). Saya dulu anak jalanan malah. Mulai mengenal dan belajar agama pada 2010 sampai 2014. Saya silsilah belajarnya dulu sampai ke Maulana Jalaluddin Rumi, karena saya ngambil ijazah ke Syekh Sidke Banten yang belajar ke cucunya Maulana Jalaluddin Rumi yang ke-25 yang ada di Turki," jelas Fajr. 


Ia kemudian berharap di momentum Hari Santri ini, para santri dapat menjadi orang yang senantiasa konsisten dalam kebaikan. 


"Kita harus menjadi orang istiqamah. Istiqamah ibadahnya, dan dalam hal kebaikan, gitu aja. Karena untuk meningkatkan iman ya kita harus istiqamah," pungkasnya.