Nasional

Tema Muktamar Ke-34 NU: Menuju Satu Abad, Kemandirian, dan Perdamaian Dunia

Kamis, 4 November 2021 | 13:27 WIB

Tema Muktamar Ke-34 NU: Menuju Satu Abad, Kemandirian, dan Perdamaian Dunia

Menuju Satu Abad, Kemandirian, dan Perdamaian Dunia

Jakarta, NU Online
Panitia Nasional Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Provinsi Lampung, pada 23-25 Desember 2021 mendatang telah menetapkan tema sebagai pijakan utama dalam agenda permusyawaratan tertinggi di tubuh organisasi NU ini. Tema tersebut adalah: Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia.


Ketua Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU Kiai Imam Aziz menjelaskan makna filosofi dari tema yang diangkat tersebut. Menurutnya, muktamar kali ini menjadi sangat penting karena NU berada di pengujung usia satu abad.


Tema yang diusung itu menjadi agenda besar NU ke depan sehingga dalam muktamar nanti, NU perlu melakukan berbagai refleksi atas keberhasilan yang selama ini telah dicapai, selama hampir satu abad. Selain itu, NU akan mempersiapkan strategi dalam menyongsong abad kedua.


Telah banyak capaian NU selama ini. Disebutkan, NU sudah selesai ketika membahas soal kebangsaan. Begitu pula mengenai sumber daya manusia yang relatif sudah cukup baik. NU juga sudah tuntas soal relasi antara masyarakat dan negara, jika dibandingkan Timur Tengah.  


“Bahkan menunjukkan hubungan yang cukup baik antara masyarakat sipil, NU ada di situ, dengan negara. Itu sudah tertata dengan sistem demokrasi yang berbasis pada kepribadian Indonesia, dan banyak lagi (keberhasilan NU),” kata Kiai Imam Aziz, ditemui NU Online, di sebuah hotel di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (4/11/2021).


Kemandirian warga NU atau Nahdliyin di bidang ekonomi menjadi salah satu hal yang harus diberi perhatian khusus dalam menyongsong usia satu abad ini. Menurut Kiai Imam, saat ini warga NU belum sampai pada cita-cita yang diharapkan.


“Mandiri itu kan berdaulat. Misalnya dari sisi ekonomi dan pengelolaan sumber daya yang ada. Kita sangat kaya tetapi belum berdaulat. Inilah yang harus refleksikan untuk ke depan,” terang Kiai Imam yang juga Ketua PBNU itu.

 

 

Ia juga menjelaskan bahwa tema perdamaian dunia sengaja dipilih karena saat ini telah menjadi kebutuhan dasar. Artinya, warga dunia saat ini sangat membutuhkan peran-peran NU di kancah global.


Kiai Imam mengaku baru saja menerima kunjungan Duta Besar Afghanistan yang sangat berharap agar NU berperan untuk menjadi ‘mentor’ bagi keberlangsungan penyelenggaraan negara di sana. Dikatakan, Afghanistan tidak hanya membutuhkan gagasan Islam moderat dari NU, tetapi juga hal-hal lain yang penting.


“Tetapi nanti juga pada tahap-tahap berikutnya seperti ekonomi, budaya, sampai pada pendampingan di dalam penyelenggaraan pemerintah dan keamanan,” tegasnya.


Sebab saat ini, Afghanistan sudah enggan menengok Amerika dan negara-negara Barat. Mereka justru menginginkan Indonesia, dan NU di dalamnya, untuk berperan aktif membimbing dalam hal pengelolaan negara.


“Untuk itu, kita harus berperan betul tidak hanya sekadar dakwah Islam moderat tetapi juga yang lain-lain. Misalnya ekonomi, tadi Dubes Afghanistan mengajak kita (melakukan) pertukaran produk-produk seperti sawit, batu bara, teh, kopi, macam-macam. Intinya, NU sangat mereka harapkan,” pungkas Kiai Imam Aziz.  


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin