Ekspedisi Islam Nusantara mengikuti pawai obor kebangkitan yang diselenggarakan pemuda dan pemudi Merauke yang berlangsung di tugu Papera, Papua Kamis malam (19/5) sekitar pukul 20.00 WITA. Ketua rombonga ekspedisi, Imam Pituduh, didaulat menjadi salah seorang yang membacakan doa lintas agama.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ini, selain berdoa untuk kedamaian dan pesatuan negeri ini dari Sabang sampai Merauke, secara khusus mengajak kaum muslim Merauke membacakan Al-Fatihah untuk tiga hal.
Al-Fatihah pertama, menurut dia, untuk para pendahulu negeri ini yang telah berjuang merebut dan mejaga kemerdekaan Republik Indonesia. Al-Fatihah kedua, doa untuk keselamatan negeri ini dari gangguan dalam dan luar dengan semangat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
“Dan yang ketiga adalah untuk kebangkitan pemuda Indonesia,” katanya.
Selain Imam, pemuka agama Katolik, Hindu, dan Budha juga menyampaikan doa dengan cara dan bahasa masing-masing. Meski demikian, pada dasarnya mereka berharap sama, yaitu keutuhan negeri ini dalam keadaan damai.
“Tuhan yang maha kuasa, terima kasih kami bisa lahir di sini, bersatu dalam hati dan pikiran. Tuhan yang maha bijaksana, kami berkumpul di sini untuk mengenang kebangkitan bangsa kami atas perjuangan pahalwan kami sehingga negeri ini dalam kemerdekaan. Tuhan yang maha pemurah atas anugerahmu kami bisa menyatukan pikiran kami dalam mengambil semangat juang pahlawan kami sehingga bisa mengisi kemerdekaan,” doa Pastor Minarto.
Pemuka agama Budha, Malem Git Sitepu mengungkapkan segala terima kasih kepada Tuhan yang bisa menyatukan para pemuda dan pemudi Merauke dalam merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Ia berharap semangat kebangkitan tersebut menyebar ke seluruh bangsa, dan seluruh elemen bangsa ini tetap bersatu dijauhkan dari perpecahan. (Abdullah Alawi)