Jakarta, NU Online
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mobilitas manusia di era modern saat ini sangat tinggi. Berbagai moda transportasi modern mampu menghantarkan seseorang ke berbagai tempat dengan cepat. Tidak terkecuali, kemudahan transportasi pesawat terbang yang menghantarkan para jamaah haji ke Tanah Suci.
Jika dulu butuh waktu berbulan-bulan berangkat dari Tanah Air ke Tanah Suci dengan moda transportasi kapal laut, saat ini hanya butuh waktu kurang lebih 9 jam dengan menggunakan pesawat. Jika dulu pesawat harus transit di negara tertentu untuk mengisi bahan bakar, saat ini, perjalanan ke Tanah Suci bisa langsung alias non-stop dari Tanah Air.
Namun, tidak semua orang berani naik pesawat terbang. Muncul rasa was-was karena takut akan ketinggian dan risiko pesawat jatuh. Terlebih pada Rabu (15/5/2024), terjadi insiden pesawat Garuda Indonesia yang harus kembali ke landasan (return to base) setelah mengalami kerusakan mesin dan mengeluarkan api saat menerbangkan jemaah haji kelompok terbang embarkasi Makassar (UPG-05).
Rasa khawatir dan gelisah ini harus dihilangkan dari diri para jemaah haji jika ingin bisa sampai ke Tanah Suci. Karena hanya moda transportasi pesawatlah yang saat ini digunakan pemerintah untuk menghantarkan jemaah menjalankan rukun Islam kelima ini. Jemaah harus berfikir positif terkait keselamatan penerbangan.
Berdasarkan jurnal Research in Transportation Economics, perjalanan udara memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibanding moda transportasi umum lainnya, seperti mobil, kereta api, kapal, dan bis. Penelitian ini tentu bisa lebih menambah kepercayaan jamaah haji.
Dikutip dari laman halodoc.com, penting bagi seseorang untuk mencari tahu penyebab takut naik pesawat. Bisa jadi faktornya disebabkan oleh satu pengaruh langsung seperti trauma akibat pengalaman insiden penerbangan buruk yang pernah dialami. Bisa jadi ketakutan juga diakibatkan kombinasi banyak faktor seperti takut ketinggian, takut di ruang sempit, dan sejenisnya.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa takut naik pesawat:
1. Bekali diri dengan pengetahuan
Kecemasan bisa berkembang karena ketidaktahuan, sehingga pikiran anda akan cenderung dipenuhi oleh berbagai pertanyaan "Bagaimana jika nanti...?" yang mengarah pada kekhawatiran akan bencana. Namun, bila anda membekali diri terlebih dahulu dengan pengetahuan sebelum naik pesawat, pertanyaan kekhawatiran tersebut bisa dikurangi dengan fakta-fakta. Meskipun ketakutan anda mungkin tidak bisa hilang sepenuhnya, namun mencari fakta setidaknya bisa membantu untuk mengelolanya.
2. Pisahkan rasa takut dari bahaya
Seringkali, sulit untuk memisahkan kecemasan dari bahaya karena tubuh anda bereaksi dengan cara yang persis sama terhadap keduanya. Namun, pastikan anda melabeli ketakutan sebagai kecemasan.
Katakan pada diri sendiri bahwa kecemasan bisa membuat pikiran menakutkan lebih mungkin muncul, dan ingatkan diri bahwa merasa cemas bukan berarti anda dalam bahaya. Yakinlah bahwa anda ada dalam kondisi yang aman, sekalipun kamu sedang merasa cemas.
3. Lawan kecemasan
Kecemasan mengacaukan akal sehat dan membuat Anda berpikir anda sedang dalam bahaya padahal keadaan anda benar-benar aman. Naluri anda pada saat itu akan selalu memberitahu anda untuk menghindari, tapi bila anda mengikuti perasaan tersebut, kecemasan justru akan semakin kuat.
Jadi, lakukan lah hal sebaliknya dari apa yang diperintahkan perasaan cemas untuk anda lakukan. Anda harus melawan apa yang diperintahkan oleh kecemasan itu, namun terimalah ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kecemasan.
4. Yakinkan diri Anda aman
Ketika turbulensi terjadi, banyak orang mungkin mulai memikirkan hal-hal yang buruk. Untuk mengelola perasaan cemas tersebut, pelajari tentang pesawat terbang dan bagaimana pesawat dirancang untuk menangani turbulensi. Berfokuslah untuk mengelola kecemasan, daripada memikirkan kapan turbulensi akan berakhir atau seberapa parah hal itu. Yakinkan diri bahwa anda aman.
5. Nikmati setiap penerbangan
Setiap momen penerbangan memberi anda kesempatan untuk mengelola rasa takut, sehingga anda bisa menghadapi penerbangan berikutnya dengan lebih mudah. Jadi, nikmatilah setiap penerbangan. Tujuannya untuk melatih kembali otak anda agar tidak terlalu peka terhadap faktor-faktor yang memicu rasa takut ketika naik pesawat.