Nasional

Ulang Tahun Ke-8 Aswaja TV Pindah Satelit

Kamis, 6 Mei 2021 | 20:00 WIB

Ulang Tahun Ke-8 Aswaja TV Pindah Satelit

Logo Aswaja TV

Jakarta, NU Online

Tepat pada ulang tahunnya yang ke-8, Aswaja TV berpindah satelit. Semula Aswaja TV yang mengusung tagline 'The Real Indonesian Moslem Channel TV' mengudara dari satelit Palapa D, kini pindah ke satelit Telkomsat frekuensi 4020 MHz SR 32727.


Direktur Program Aswaja TV H Syaifullah Amin menyatakan perpindahan ini adalah bagian dari pemeliharaan dan pengembangan layanan Aswaja TV. Dengan perpindahan ini diharapkan Aswaja TV dapat semakin dekat dengan masyarakat. 


"Kami berharap Aswaja TV semakin mudah diakses oleh masyarakat, khususnya Nahdliyin di seluruh Indonesia. Insyaallah ke depan Aswaja TV akan terus meningkatkan mutu program dan tayangan," kata Syaifullah Amin, Kamis (6/5) di Jakarta.


Lebih lanjut Kang Amin, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Aswaja TV juga akan terus mengembangkan platform siaran yang mendidik dan menenteramkan di televisi. Termasuk menjalin kerja sama konten dan siaran dengan stasiun televisi lainnya.


"Dengan demikian siaran-siaran keagamaan di banyak stasiun televisi akan lebih banyak diisi oleh dai-dai yang mencerahkan dan menenteramkan. Khususnya oleh dai-dai NU," terang kiai muda asal Kudus, Jawa Tengah ini.


Peringatan ulang tahun ke-8 Aswaja TV berlangsung secara sederhana dengan pemotongan kue dan doa bersama di Kantor Redaksi NU Online, Gedung PBNU lantai 5 Jalan Kramat Raya 164 Jakarta pada Kamis 29 April 2021.

 

"Mengingat masih dalam suasana pandemi, acara digelar terbatas hanya antara kru Aswaja TV dan sebagian Redaksi NU Online," ujar pria yang juga Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) ini.

 

Penyebaran Islam ramah

Penyebaran dakwah Islam dengan cara yang damai dan menenteramkan menjadi ciri serta keunggulan tayangan Aswaja TV. Karenanya, selama delapan tahun siaran, para kiai dan ulama yang mengisi tayangan Aswaja TV hadir dengan ceramah-ceramah mereka yang santun.
 

Kekhasan tersebut, kata dia, juga sesuai dengan sejarah Islamisasi di Indonesia yang bermula dari para mubaligh-mubaligh sufi.

 

Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia, Ahmad Suaedy saat Bedah buku Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi' pada awal April 2021, mengatakan para mubaligh sufi menampakkan wajah Islam yang semakin ramah dan sejuk di tengah kemajemukan bangsa.

 

"Dalam menyebarkan ajaran Islam, para mubaligh sufi ini menggunakan pendekatan sufistik yang fleksibel, adaptif, dan akomodatif terhadap budaya dan tradisi yang sudah mengakar lama di bumi Nusantara," kata Suaedy.

 

Menurutnya, pendekatan-pendekatan tasawuf yang ramah, sejuk, toleran, dan tidak kaku sebagaimana tertuang dalam konsep-konsepnya sangat sesuai dan tepat untuk disebarluaskan kepada khalayak luas.

 

"Apalagi, belakangan ajaran-ajaran Islam kerap disalahpahami oleh sebagian orang dengan menampilkan wajah Islam yang galak, intoleran, bahkan penuh dengan kekerasan," pungkasnya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori