Visi Bali Diharapkan Mampu Menginspirasi AICIS dalam Menyambut Tatanan Era Baru
Rabu, 2 November 2022 | 15:30 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster, saat menyampaikan sambutan di acara AICIS di Ballroom Four Point Hotel Ungasan, Bali, Senin (1/11/2022) malam. (Foto: Imam/Humas Pendis).
Jakarta, NU Online
Konferensi internasional para akademisi Islam atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-21 yang berlangsung di Bali, 1-4 November 2022 dengan mengangkat tema Future Religion in G20, diharapkan mampu mengadopsi visi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali untuk menyambut tatanan kehidupan era baru.
"Saya berharap visi masyarakat Bali dapat menginspirasi para peserta AICIS dan memperkaya rumusan dalam konferensi ini sebagai kontribusi dalam tatanan kehidupan masyarakat menuju dunia era baru," kata Gubernur Bali I Wayan Koster, saat menyampaikan sambutan di acara AICIS di Ballroom Four Point Hotel Ungasan, Bali, Senin (1/11/2022) malam.
Visi itu, jelas Wayan, bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama yang sejahtera dan bahagia, sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Karena saya kira para cendekiawan yang hadir di sini sudah harus memikirkan bagaimana cara menghadapi tatanan dunia baru pasca-pandemi Covid-19. Menurut kearifan lokal Bali munculnya pandemi Covid-19 menunjukkan siklus alam yang akan terjadinya zaman baru yang berperubahan besar," jelasnya.
Meski belum terjadi, dalam menghadapi era baru semua rencana dan skenario perlu disiapkan mulai dari sekarang. Pasalnya, saat ini semua lini kehidupan tak terkecuali, menghadapi pola yang sangat dinamis.
"Itu semua saya kira perlu direncanakan dari sekarang. Semoga AICIS dapat menghasilkan keputusan besar untuk itu," harapnya.
Hal itu selaras dengan keinginan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI, sebagai penyelenggara AICIS, yang berharap AICIS dapat menjadi solusi permasalahan umat.
"Kita berharap agar forum ini menghasilkan ijtihad yang memberikan solusi pada permasalahan umat masa kini," terang Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, M Ali Ramdhani, dalam sambutannya.
Dhani menyampaikan bahwa Menag RI Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan peserta untuk terus berinovasi dan beradaptasi menghadapi era disrupsi seperti saat ini. Agama harus hadir dan memberi pencerahan kepada umat, bukan justru menjadi sekat yang memecah kesatuan dan persatuan.
Ia juga menjelaskan bahwa dulu turunnya agama justru untuk menghancurkan berhala. Namun saat ini agama justru terkesan menjadi berhala. Hal tersebutlah yang kemudian mendasari tema AICIS ini mengangkat Future Religion.
"Pada dasarnya Future Religion adalah mengembalikan fungsi dasar dari agama tersebut. Yakni, menjadikan agama sebagai tuntunan dengan rahmatan lil alamin, atau kasih bagi seluruh alam," jelasnya.
Annual International Conference on Islamic Studies atau yang familiar disingkat AICIS merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI untuk mendesiminasikan hasil penelitian para intelektual Muslim yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Pelaksanaan kegiatan AICIS tahun ini relatif berbeda dengan pelaksanaan AICIS pada tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya AICIS dilaksanakan di satu wilayah tertentu, namun AICIS kali ini akan dilaksanakan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Lombok dan di Bali.
AICIS di Lombok terpusat pelaksanaannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram pada tanggal 18-20 Oktober 2022, lalu. Sementara di Bali dilaksanakan pada tanggal 1-4 Nopember 2022.
Dipilihny Pulau Bali sebagai tempat lanjutan penyelenggaraan AICIS, boleh jadi karena kegiatan AICIS ini beriringan pelaksanaannya dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tanggal 15-16 Nopember 2022 mendatang, di Bali.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan