Wapres: Persatuan Umat sebagai Bahan Bangun Peradaban menuju Kemajuan
Kamis, 22 Desember 2022 | 22:00 WIB
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat membuka Konferensi Islam Ke-2 negara-negara ASEAN dan Arab Saudi di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/12/2022). (Foto: BPMI Wapres)
Nusa Dua, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin secara resmi membuka Konferensi Islam Negara ASEAN ke-2 pada Kamis Siang (22/12/2022) di Hotel Hilton Bali Resort, Nusa Dua, Bali. Konferensi yang diikuti 140 peserta ini, merupakan delegasi ulama, intelektual, dan akademisi dari Indonesia dan negara anggota Asean.
Dalam sambutannya, KH Ma’ruf Amin berharap konferensi ini mampu menjadi platform penguat kerjasama dan sinergi Indonesia dan negara-negara ASEAN, termasuk juga dengan Kerajaan Arab Saudi.
“Saya meyakini persatuan yang terjadi akan menjadi bahan bakar untuk mengejar ketertinggalan membangun peradaban dan tentunya juga mengantarkan umat Islam pada kemajuan,” terangnya
Ia juga menambahkan, bahwa masyarakat dunia sedang dihadapkan pada beragam ujian, seperti ancaman perang antarnegara, pergolakan dan ketidakpastian ekonomi, krisis pangan dan energi, bencana alam, hingga konflik kemanusiaan membayangi langkah ke depan.
“Sebagai bekal memenangkan segala tantangan tersebut, sumber daya manusia menjadi faktor vital yang harus diprioritaskan untuk melahirkan generasi yang berkualitas” tegasnya
Wapres juga mengingatkan, umat Islam harus terdepan dalam upaya memberantas segala bentuk kemungkaran yang ditemui dalam keseharian, termasuk ikhtiar melawan segala bentuk hoaks dan disinformasi, intoleransi, hingga aksi ekstremisme yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
“Maka dengan ini (konferensi), bagaimana umat Islam kembali meraih predikat khaira ummah, umat terbaik sebagaimana yang diraih Nabi Muhammad, kita ingin umat Islam sekarang menjadi umat yang menentukan, membawa kebaikan, membawa kemaslahatan di segala bidang dan tidak ada kerusakan” tambahnya.
Selain Wakil Presiden, hadir dalam pembukaan ini, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaaan Arab Saudi, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A. Abid Al-Thagafi, dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Indonesia sebagai tuan rumah
Selain Indonesia sebagai negara dengan penduduk umat Islam terbesar di dunia, ada alasan lain kenapa penyelenggara Konferensi Islam ASEAN yang ke-2 ini dilaksanakan di Indonesia. Hal ini disampaikan pada sesi Konferensi Pers oleh Dirjen Urusan Islam pada Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Saudi Arabia, Awwad Bin Sabti Al-Anazi pada Kamis sore (22/12/2022) di ruang Media Center Hotel Hilton Bali Resort.
Menurutnya, Indonesia dipilih sebagai mitra dalam konferensi kali ini karena banyaknya upaya maksimal dari berbagai elemen di negeri ini untuk menunjukkan Islam yang baik dan moderat.
“Upaya itu diperkuat dengan jumlah umat Islam yang besar. Jadi, Indonesia memiliki kedudukan tersendiri dalam dunia Islam secara global, sehingga tidak salah Arab Saudi menjadikan Indonesia sebagai partner dalam konferensi ini” jelasnya
Ia pun menegaskan, bahwa tujuan konferensi yang diikuti oleh Ulama, Intelektual dan Akademisi dari Negara Asean ini, untuk menyebarkan Islam yang moderat.
Pada konferensi ini juga mencari metode yang tepat untuk menunjukan keIslaman yang tepat, agar terhindar dari narasi negative yang merugikan Islam.
“Kami betul betul berharap, pertemuan ini benar benar bisa mengeksplor tentang Islam yang sesungguhnya, dan halayak umum mengetahui bahwa Islam adalah yang penuh dengan kedamaian” tegasnya.
Untuk diketahui, Konferensi Islam Tingkat Asean yang ke-2 ini dilaksanakan di Bali pada tanggal 22-23 Desember 2022. Beberapa tokoh hadir sebagai pembicara diantaranya Prof Muhammad bin Umar Bamazul, Abdullah bin Dakhil Aljudai, Prof Abdul Majid bin Muhammad Asakir, Azman bin Mata Hasan, Nyai Hj Badriyah Fayumi, Bandar Nayif Almihyani, dan Muhammad bin Abdul Majid.
Khusus pada sesi dengan tema Contoh Umat Terbaik di Era Modern yang dijadwalkan pada hari Jumat (23/12/2022), akan hadir sebagai pembicara Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, Prof Muhammad bin Kholid Badah, dan KH Marsyudi Syuhud.
Kontributor: Abraham Iboy
Editor: Syakir NF