Jakarta, NU Online
Hampir dua hari setelah gempa Maluku, warga Ambon masih mengungsi. Lokasi pengungsian kebanyakan perbukitan dan dataran tinggi, termasuk di kota Ambon sendiri.
"Ambon semua ngungsi ke puncak gunung (dataran tinggi). Aku ngungsi di puncak kota namanya Manusela," kata warga Ambon, Safri dihubungi dari Jakarta, Jumat (28/9) malam.
Adapun tempat pengungsian ada yang berupa lahan-lahan warga , seperti di Dusun Taeno. "Ada yang di puncak Desa Poka Gunung Parang namanya. Ada yang di puncak-puncak tertinggi di kota seperti Bukit Manusela, Bukit Stai, Bukit Kebun Cengke, Gunung Nona di Kudamati. Ada juga yang di atas Gunung Batu Kuneng. Malam ini warga kota Ambon masih di puncak-puncak gunung," ujar aktivis PMII ini.
Safri mengatakan di malam hari, sejak malam pertama gempa, suasana tidak tenang. Gempa bumi masih sesekali terasa meski getarannya tidak terlalu besar. "Ini baru selesai gempa lagi jam 02.28 WIT," imbuh Safri.
Safri menceritakan, saat kejadian gempa pertama, Kamis (26/9) pukul 08.40 WIT, dirinya masih tertidur karena malam harinya begadang. Ia dan teman-teman satu kost, langsung lari ke arah luar.
Seperti diberitakan, gema bumi berkekuatan 6,8 SR yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,5 SR terjadi Kamis (26/9). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gempa bumi Ambon disebabkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (strike slip fault).
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, hasil permodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 3,43 derajat LS dan 128,46 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 15,3 km arah tenggara kota Kairatu atau berjarak 43 kilometer arah timur laut kota Ambon, Provinsi Maluku pada kedalaman 10 kilometer.
"Menurut informasi dirasakan dari masyarakat dan shakemap BMKG dampak gempa bumi dirasakan di daerah Kairatu, Haruku, Tihulae, Latu, dan Ambon dalam skala intensitas V-VI MMI. Wilayah ini berpotensi terjadi kerusakan," ujar Daryono.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban gempa pada Jumat (26/9) per pukul 08.50 WIB mencapai 23 orang. Pasca gempa, korban meninggal teridentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah yang terbanyak berjumlah 14 orang.
Sementara itu, NU Peduli dijadwalkan melakukan pengiriman bantuan ke Maluku, Sabtu (28/9).
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad