Jakarta, NU Online
Tim NU Peduli Gempa Lombok melakukan rapat bersama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat, Senin (13/8). Rapat dihadiri Waketum PBNU, H Maksum Mahfoedz; Bendum PBNU, Bina Suhendra; Ketua PBNU, Sulton Fathoni; Wasekjen PBNU, Andi Najmi.
Ketua LPBI PBNU, M Ali Yusuf menyampaikan hasil asesmen Tim NU Peduli yang dilakukan selama tiga hari di NTB. Menurut Ali warga terdampak gempa bumi di Lombok masih memerlukan sejumlah bantuan.
Kebutuhan tenda dan terpal saat ini masih sangat tinggi karena dampak paling besar dari gempa adalah banyaknya rumah warga yang roboh. Akibatnya mereka kehilangan tempat tinggal. Selain itu, dengan adanya gempa susulan yang masih sesekali terjadi, banyak warga yang memiliki rumah memilih tidur di luar rumah.
“Kita upayakan membantu warga Lombok dengan tenda atau terpal,” kata Ali.
Persoalan kedua adalah listrik yang juga banyak yang padam akibat gempa. “Kita mengupayakan listrik melalui genset,” terang Ali.
Ketiga, penyediaan makanan siap saji. Menurut Ali banyak warga terdampak gempa yang memiliki dapur, sehingga keberadaan dapur umum kurang efektif. “Kita bantu makanan siap saji atau sembako,” katanya lagi.
Berikutnya adalah peralatan tidur berupa alas tidur dan selimut. Hal itu karena cuaca pada malam hari sangat dingin akibat angin yang kencang.
Selain itu, sebut Ali, banyak anak-anak di Lombok yang tidak sekolah usai kejadian gempa. Menurut Ali diperlukan adanya kegiatan khusus untuk anak-anak tersebut berupa psikososial. “Bentuknya bisa belajar bersama atau permainan anak-anak,” terang Ali.
Psikososial diperlukan juga oleh para orang tua dan orang dewasa. Kepada mereka psikososial dengan pendekatan spiritual.
“Banyak yang trauma. Kalau terasa tanah atau lantai bergoyang sedikit saja mereka panik,” ujarnya.
Sementara itu Wasekjen PBNU, H Andi Najimi menanggapi laporan tim asesmen mengatakan PBNU akan segera menyusun rencana kerja dalam kerangka tanggap darurat pascagempa.
Rencana kerja tanggap disusun dalam tempo dua hari ke depan dan tindakan sendiri akan berlangsung sampai tanggal 25 Agustus 2018.
“Rencana kerja ini termasuk kebutuhan anggaran, keperluan barang bantuan, dan sumber daya manusianya. Diharapkan tim NU Peduli Gempa Lombok terkoordinasi dengan baik dan berguna untuk membantu masyarakat Lombok,” ungkap Andi.
Ia menambahkan rencana kerja berdasarkan kajian tim asesmen tersebut menjadi keputusan PBNU untuk dilaksanakan di lapangan.
Rapat hasil asesmen dan rencana tindak lanjut diikuti perwakilan lembaga-lembaga dan Banom NU. (Kendi Setiawan)